ABSTRAK
BIOPLASTIK DARI BIJI NANGKA
Plastik
sangat kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena benda ini sangat
murah, serbaguna, ringan, dan tahan lama. Akan tetapi, plastik merupakan
penyebab utama pencemaran lingkungan. Plastik merupakan polimer yang bersifat
elastic dan tidak mudah untuk diuraikan.
Butuh waktu puluhan bahkan ratusan tahun bagi bakteri pengurai untuk
menguraikan sampah plastik.
Bioplastik
merupakan salah satu inovasi yang diciptakan untuk mengurangi jumlah pencemaran
yang disebabkan sampah plastik. Bioplastik terbuat dari campuran polimer
sintetis dengan bahan alami seperti pati atau selulosa. Bioplastik mudah
diuraikan oleh bakteri pengurai. Dalam hal ini, peneliti memanfaatkan biji
nangka sebagai bahan untuk membuat plastik biodegradable (bioplastik) karena
mengandung zat pati sekitar 36 gram dari 100 gr biji nangka. Dalam hal ini
peneliti membuatnya menjadi tepung terlebih dahulu sebelum diolah menjadi
bioplastik. Proses pembuatan bioplastik dilakukan secara sederhana melalui
tahapan sintesis pati biji nangka, blending
(pencampuran bahan), dan pengeringan.
Secara
morfologi, bioplastik biji nangka mempunyai bentuk yang sama dengan bioplastik
lainya dan elastic. Pengujian elongasi menunjukkan persentase elastisitas
regang bioplastik sebesar 1,10% dengan massa 6,5 gr dan luas 225 cm2.
Pengujian kuat tarik menunjukkan persentase kuat tarik bioplastik sebesar 0,022
N/cm2 dengan beban makasimal yang dibawa sebesar 500gr. Selain itu,
bioplastik dari biji nangka dapat dibentuk menjadi aksesoris seperti gantungan
kunci dan bross. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa biji nangka dapat
dijadikan sebagai bahan untuk membuat bioplastik sehingga dapat mengurangi
masalah pencemaran lingkungan karena mudah diuraikan.
Kata kunci:
bioplastik, dan biji nangka
I.
PENDAHULUAN
Plastik sangat kita
butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena benda ini sangat murah, serbaguna,
ringan, dan tahan lama. Akan tetapi, plastik merupakan penyebab utama
pencemaran lingkungan. Plastik tidak ramah lingkungan karena rantai polimernya
yang kuat dan besar membuatnya sulit untuk di pecah. Menurut data dari Green
Peace setiap tahunnya terdapat jutaan biota laut mati karena terjerat atau
memakan plastik. Di sisi lain, pemakaian produk yang terbuat dari plastik
semakin meningkat dan diminati banyak orang. Pada tahun 2012, pemakaian plastik
di Indonesia mencapai 3 juta ton lebih. Padahal 10 tahun yang lalu pemakaian
plastik sudah mencapai 1,35 juta ton. Sebagian besar plastik digunakan sebagai
kemasan dan produk rumah tangga.
Plastik paling banyak digunakan sebagai bahan pengemas karena
sifatnya yang ringan, fleksibel, transparan, tahan air, praktis, dan harganya
relatif murah dibandingkan dengan bahan pengemas lain. Plastik juga dapat dengan mudah dibentuk sesuai
kebutuhan. Saat ini jumlah penggunaan plastik sebagai kemasan pangan maupun non
pangan semakin meningkat. Jenis kantung plastik yang umum digunakan adalah
plastik sintetis yang dibuat dari minyak bumi seperti polietilen. Etilen
sebagai bahan baku merupakan hasil konversi hidrokarbon dari minyak bumi.
Selain sifat bahan bakunya yang terbatas dan tidak dapat
diperbaharui, kemampuan plastik sintetis untuk hancur di lingkungan juga sangat
rendah. Kemasan plastik yang dibuang akan memperburuk kondisi lingkungan,
khususnya lingkungan perairan dan tanah. Banyaknya kasus kebanjiran di wilayah
perkotaan disebabkan karena banyaknya sampah plastik yang menumpuk dan tidak
diolah/daur ulang. Plastik merupakan polimer yang bersifat elastic dan tidak mudah untuk diuraikan. Butuh waktu
puluhan bahkan ratusan tahun bagi bakteri pengurai untuk menguraikan sampah
plastik. Sehingga
jika tercecer di tanah, bahan ini akan merusak lingkungan, menghambat peresapan
air, menyebabkan banjir, dan merusak kesuburan tanah. Setiap tahun satu triliun
tas kresek digunakan di dunia. Rata-rata setahun setiap orang di dunia ini
menggunakan sekitar 170 tas kresek. Faktanya hanya 1 persen tas kresek yang
didaur ulang. Berarti setiap satu menit, ada 2 juta tas kresek yang dibuang.
Plastik biodegradabel merupakan salah satu inovasi yang
diciptakan untuk mengurangi jumlah pencemaran yang disebabkan sampah plastik.
Plastik biodegradabel terbuat dari campuran polimer sintetis dengan bahan alami
seperti pati atau selulosa. Bioplastik mudah diuraikan oleh bakteri pengurai.
Bioplastik dapat dibuat dari bahan dasar zat pati. Dalam hal ini, peneliti memanfaatkan biji
nangka sebagai bahan untuk membuat plastik biodegradable (bioplastik). Biji
nangka mengandung zat pati sekitar 36 gram dari 100 gr biji nangka. Dalam hal
ini peneliti membuatnya menjadi tepung terlebih dahulu sebelum diolah menjadi
bioplastik.
Bioplastik adalah plastik yang diperoleh dari bahan-bahan
biomassa yang dapat diperbaharui. Plastik ini berbeda dari plastik konvensional
yang diproduksi dengan bahan dasar petroleum. Zat pati pada biji nangka terdiri
dari 2 komponen dasar yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer
yang lurus dan panjang, sedangkan amilopektin merupakan polimer pendek dan
bercabang. Agar bisa dimanfaatkan sebagai plastik, maka perlu teknik hidrolisis
asam dengan menambahkan asam cuka ke dalam tepung biji nangka untuk memecahkan
cabang amilopektin yang membuat plastik menjadi rapuh dan kaku. Dan perlu
menambahkan gliserin sebagai plasticizer untuk melumaskan agar tidak lengket. Dengan demikian, biji nangka dapat
dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat bioplastik. Sehingga dapat membantu
mengatasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik.
II.
TUJUAN
Tujuan penelitian ini
adalah untuk:
1.
Mengetahui manfaat biji nangka sebagai
bahan pembuat bioplastik.
2.
Mengetahui cara membuat bioplastik dari
biji nangka.
III.
LANDASAN
TEORI
A. BIOPLASTIK
Seiring dengan meningkatnya kesadaran
untuk pelestarian alam dan lingkungan, kebutuhan akan plastik biodegradable
(bioplastik) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010,
diproyeksikan produksi plastik biodegradabel akan mencapai 1.200.000 ton atau
menjadi 1/ 10 dari total produksi bahan plastik. Industri bioplastik akan
berkembang menjadi industri besar di masa yang akan datang.
Bioplastik atau biodegradable plastic
merupakan jenis plastik yang terbuat dari bahan yang mudah diperbaharui dan
mudah diuraikan oleh aktivitas mikroorganisme menjadi hasil berupa air dan
karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang ke lingkungan tanpa
meninggalkan sisa yang beracun, seperti zat pati, minyak nabati, dan
mikroorganisme. Bahan dasar untuk pembuatan bioplastik di alam sangat melimpah
dan mempunyai keragaman struktur yang tidak beracun. Karena sifat bioplastik
yang dapat kembali ke alam, maka bioplastik merupakan plastic yang ramah
lingkungan. Bahan yang dapat diperbarui ini memiliki biodegradabilitas yang
tinggi sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan bahan pembuat bioplastik .
Penggunaan bahan dasar plastik yang
dapat didegradasi secara biologis oleh mikroorganisme alami terus dikembangkan
dalam rangka mengurangi permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh
sampah-sampah non-organik, terutama sampah plastik. Keuntungan lain dari
penggunaan bahan baku alami dalam pembuatan bioplastik adalah sifatnya yang
merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, sehingga keberadaannya
dapat terus dilestarikan.
Permintaan bioplastik yang meningkat
menyebabkan bioplastik berkembang cepat dalam produk termoplastik global,
karena bersifat biodegradable. Penggunaan utama bioplastik ditujukan untuk
kemasan, pelayanan makanan sekali pakai, dan serat aplikasi. Beberapa contoh plastik biodegradable yang telah banyak dikomersilkan antara
lain terdiri dari bahan hasil sintesis kimia seperti poli asam glikolat, poli
asam laktat, poli kaprolakton, dan poli vinil alkohol; hasil kultivasi mikroba
seperti golongan poliester dan polisakarida; dan yang terakhir adalah dari
hasil modifikasi kimia bahan-bahan alami seperti pati, selulosa, kitin, dan
protein
kedelai (Huang dan Edelman dalam Waldi, 2007)
Teknologi plastik konvensional berbahan
dasar minyak bumi masih menyisakan masalah yaitu plastik tidak bisa terurai
secara alami. Bioplastik focus pada upaya pergantian bahan baku alami plastik
yaitu zat pati. Zat pati singkong dan jagung telah popular sebagai bahan baku
bioplastik. Sejumlah polimer alam
seperti pati dan khitosan telah mendapat perhatian sebagai material plastik
yang mudah terbiodegradasi. Pati merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan
suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utamanya yaitu
amilosa dan amolipektin, bersifat kaku dan rapuh serta tidak larut dalam air
dingin. Penelitian mengenai plastik yang dapat terbiodegradasi di dasarkan pada
anggapan bahwa mikroorganisme dapat menguraikan polimer bila dalam polimer
tersebut terdapat gugus-gugus polar atau polimer alam.
Sifat mekanik bioplastik dari bahan
polimer dapat diketahui dengan mengaplikasikan gaya pada sampel tersebut.
Pengaplikasian gaya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
mengaplikasikan gaya searah atau gaya bolak-balik pada sampel. Gaya searah
biasa diaplikasikan pada sampel untuk mengetahui kekuatan tekan. Untuk melakukan
pengujian ini, sampel dibuat menjadi bentuk dumbbell berdasarkan ketebalannya
(Ike Nur P dalam anonim, 2013). Sifat mekanik tersebut meliputi kuat putus
(strength at break) dan perpanjangan saat putus.
1)
Kuat Putus (strength at break)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
ketahanan suatu bahan terhadap pembebanan pada titik lentur dan juga untuk
mengetahui keelastisan suatu bahan (Anonim, 2013).
2)
Perpanjangan Saat Putus (elongation at
break)
Perpanjangan didefinisikan sebagai
persentase perubahan panjang film pada saat film ditarik sampai putus. Kekuatan
regang putus merupakan tarikan maksimum yang dapat dicapai sampai film dapat
tetap bertahan sebelum film putus atau robek. Pengukuran kekuatan regang putus
berguna untuk mengetahui besarnya gaya yang dicapai untuk mencapai tarikan
maksimum pada setiap satuan luas film untuk merenggang atau memanjang.
B. PLASTIK
Plastik
adalah polimer rantai-panjang dari atom yang
mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang,
atau "monomer". Istilah plastic mencakup produk polimerisasi sintetik
atau semi-sintetik, namun ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik.
Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga
terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi (Wikipedia,
2013).
Plastik
mudah terbakar, ancaman terjadinya kebakaran pun semakin meningkat. Asap hasil
pembakaran bahan plastik sangat berbahaya karena mengandung gas-gas beracun
seperti hidrogen sianida (HCN) dan karbon monoksida (CO). Hidrogen sianida
berasal dari polimer berbahan dasar akrilonitril, sedangkan karbon monoksida
sebagai hasil pembakaran tidak sempurna. Hal inilah yang menyebabkan sampah
plastik sebagai salah satu penyebab pencemaran udara dan mengakibatkan efek jangka
panjang berupa pemanasan secara global pada atmosfer bumi.
Sampah
plastik yang menumpuk dalam tanah tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.
Sehingga menyebabkan mineral-mineral
dalam tanah baik organik maupun anorganik semakin berkurang, hal ini
menyebabkan jarangnya fauna tanah, seperti cacing dan mikorganisme tanah, yang
hidup pada area tanah tersebut, dikarenakan sulitnya untuk memperoleh makanan
dan berlindung. Selain itu kadar O2 dalam
tanah semakin sedikit, sehingga fauna tanah sulit untuk bernafas dan akhirnya
mati. Ini berdampak langsung pada tumbuhan yang hidup pada area tersebut.
C. BIJI NANGKA
Nangka dengan nama latin Artocarpus heterophyllus lamk merupakan tanaman berasal dari
India yang tersebar ke daerah tropis termasuk Indonesia (Marulli Tua, 2013).
Bagian yang dapat dikonsumsi selain daging buah nya, biji buah nangka juga
dapat dan aman dikonsumsi karena mengandung karbohidrat tinggi. Namun,
masyarakat pada umumnya dalam mengkonsumsi buah nangka biji buah dibuang dan
dijadikan sebagai limbah padat. Padahal kandungan karbohidrat biji nangka
sangat tinggi dapat dijadikan menjadi pati. Biji nangka mengandung pati
sebanyak 36 gram dalam setiap 100 gr biji nangka. Untuk mengatasi limbah biji
nangka tersebut atau mengurangi limbah biji nangka, kita dapat memanfaatkannya
menjadi bahan baku pembuatan bioplastik (biodegradable plastic).
Pati atau amilum
merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman.
Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan
sementara dari produk fotosintesis. Pati
atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud
bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan
oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis)
dalam jangka panjang . Pati (amilum) mempunyai
rumus molekul (C6H10O5) banyak terdapat dalam
biji, umbi, akar, dan jaringan batang tanaman (Pasaribu dalam Marbun, 2007).
Komponen – komponen yang menyusun pati
adalah amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan komponen pati yang mempunyai
rantai lurus dan larut dalam air. Amilosa memberikan sifat keras, dan memiliki
berat molekul rata-rata 10.000 – 60.000. Sedangkan amilopektin merupakan
komponen pati yang mempunyai rantai cabang dan tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam butanol. Amilopektin menyebabkan sifat lengket, tidak larut dalam air
dingin, dan mempunyai berat molekul 60.000 – 100.000 (zulfa dalam Marbun,
2007). Pada pembuatan bioplastik, pati dari biji nangka merupakan polisakarida
yang tersusun dari glukosa yang saling berikatan. Ikatan tersebut dapat
diputuskan secara kimia melalui proses hidrolisis dengan menggunakan asam
sebagai katalisator. Amilosa merupakan polimer yang lurus dan panjang,
sedangkan amilopektin merupakan polimer pendek dan bercabang. Agar bisa
dimanfaatkan sebagai plastik, maka perlu teknik hidrolisis asam dengan
menambahkan asam cuka ke dalam tepung biji nangka untuk memecahkan cabang
amilopektin yang membuat plastik menjadi rapuh dan kaku. Dan perlu menambahkan
gliserin sebagai plasticizer untuk melumaskan agar tidak lengket.
Hidrolisis merupakan proses terjadinya
reaksi antara senyawa kimia organik dengan anorganik , dimana air memegang
peranan penting dalam proses peruraian. Hidrolisis yang banyak digunakan adalah
hidrolisis dengan menggunkaan asam atau enzim sebagai katalis. Melalui proses
hidrolisis dengan asam karena pemotongan rantai pati tidak teratur persentase
konversi menjadi gula dengan menggunkan asam akan lebih tinggi
dibandingkan dengan menggunakan enzim. Pada hidrolisis sempurna dimana pati
seluruhnya dikonversikan menjadi dekstrosa. Reaksi hidrolisis tersebut
dipengaruhi oleh adanya katalisator, temperatur, dan kadar suspensi pati.
Katalisator yang digunkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan asam cuka
karena dengan katalis asam reaksinya dapat berjalan lebih cepat. Kecepatan
reaksi tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi asam.
Dalam pembuatan bioplastik ini, hanya
diperlukan 4 bahan yaitu glycerin, asam cuka, air, dan tepung biji nangka serta
boleh ditambahkan tepung maizena untuk menambahkan polimernya agar plastic
menjadi elastic. Kemudian semua bahan tersebut dicampur menjadi satu dan
dipanaskan hingga campuran tersebut berubah menjadi gell dan bening. Namun pada
saat proses pencetakan, alat pencetak perlu diolesi minyak sayur sebagai
pelumas agar ketika kering mudah dilepas dari pencetak atau tidak lengket.
IV.
DESKRIPSI
A. Waktu
dan tempat penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di laboratorium IPA SMP Negeri 1 Slawi yang beralamat di jl.
Prof. Moh. Yamin no. 32 Slawi kab. Tegal. Penelitan dilaksanakan pada tanggal 1
s.d 10 Agustus 2013.
B. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengaduk, beker glas, kompor Bunsen, kaki tiga, cat, akuades,
pasta warna, biji nangka, glycerin, dan asam cuka.
C.
Rancangan
percobaan
a.
Studi literature
Studi
literature bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan bioplastik dengan
mempertimbangkan berbagai parameter seperti kandungan zat pati dalam biji
nangka, proses pembuatan bioplastik, dan pengujian bioplastik.
b.
Proses pembuatan pati
Bahan
baku berupa biji nangka yang direbus selama 30 menit, kemudian ditumbuk hingga
halus. Setelah itu dikeringkan/dijemur. Setelah kering di tumbuk lagi hingga
lebih halus kemudian diayak. Hasil ayakan tersebut dijadikan sebagai tepung
biji nangka.
c.
Proses pembuatan bioplastik
Alat
yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan bioplastik adalah kompor atau Bunsen
untuk memanaskan, wajan/panci kecil atau gelas kimia sebagai tempat untuk
mencampurkan semua bahan, pengaduk, dan cetakan berupa papan atau tempat roti
(loyang). Sedangkan bahan yang digunakan adalah tepung biji nangka, tepung
maizena, gliserin, asam cuka makanan, dan air. Langkah –langkah pembuatan
bioplastik adalah sebagai berikut:
1.
Tuangkan 2 sendok teh tepung biji
nangka, 1 sendok teh tepung maizena, 1 sendok teh gliserin, 1,5 sendok teh asam
cuka, dan 50 ml air kedalam wadah (gelas kimia, wajan atau panci). Kemudian
campurkan dan diaduk.
2.
Panaskan campuran tersebut di atas
kompor atau Bunsen sambil diaduk-aduk hingga membentuk gell bening seperti lem.
3.
Setelah campuran tersebut berubah warna
menjadi bening, angkatlah dan tiriskan pada papan/cetakan roti.
4.
Membentuk adonan bioplastik menjadi
aksesoris
5.
Keringkan di bawah sinar matahari.
6.
Setelah kering, angkatlah dari cetakan
dan bioplastik bisa digunakan.
7.
Menguji bioplastik dengan uji
kelenturan, uji permeabilitas, dan uji biodegradasi.
d.
Uji sifat mekanik
Uji
sifat mekanik bertujuan untuk mengetahui kelenturan, kerapuhan, kekakuan dan
kekuatan bioplastik tersebut. Uji sifat mekanik dilakukan dengan cara uji
elastisitas bioplastik (elongasi) dan uji kuat tarik (Marbun, 2007).
Uji
elastisitas bioplastik (elongasi) dapat dianalisis dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
ɛ =
keterangan :
ɛ = elastisitas
bioplastik/regangan/elongasi (%)
= pertambahan panjang (cm)
o
= panjang awal (cm)
Uji kuat tarik dapat dianalisis
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
σ = kuat tarik (N/cm2)
Aѳ
=luas penampang awal (cm2)
F maks = beban maksimal (N)
Karakteristik uji kuat tarik
dilakukan dengan cara meletakkan beban berat di atas bioplastik hingga
bioplastik tersebut patah. Sehingga dapat diketahui seberapa berat beban yang
harus diletakkan pada bioplastik tersebut. Kemudian kita bandingkan antara berat
beban dengan luas penampang bioplastik. Sedangkan uji regangan (elongasi)
dilakukan dengan cara mengukur masing-masing sisi bioplastik tersebut sebelum
dan sesudah di berikan beban berat. Kemudian dibandingkan antara massa beban
yang akan diletakkan di atas bioplastik dengan luas penampang bioplastik.
e.
Uji permeabilitas
Uji
permeabilitas bertujuan untuk mengetahui permeabilitas bioplastic terhadap air,
dalam hal ini apakah bioplastik tersebut mudah larut air, sehingga cepat rapuh
dan tembus air, ataukah tahan air. Dalam hal ini dengan cara memberikan zat
cair di atas bioplastik tersebut.
f.
Uji biodegradasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui biodegradabilitas dari
bioplastik yang dihasilkan adalah pengujian soil
burial test (Suryani,2013). Pengujian
ini berguna untuk mengetahui laju penguraian sampel atau masa pelapukan
bioplastik, sehingga waktu yang dibutukkan sampel tersebut untuk diuraikan oleh
mikroorganisme dalam tanah dapat diketahui. Dalam hal ini dilakukan dengan
teknik penanaman di dalam tanah, yaitu meletakkan bioplastik di dalam
wadah/kaleng berisi tanah dan sampah organic. Kemudian didiamkan selama 1
minggu, setelah itu dilihat kembali untuk mengamati morfologi dan massa
bioplastik antara sebelum dan sesudah diletakkan di dalam tanah.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sintesis pati biji
nangka
Pati
atau amilum pada biji nangka dapat diperoleh dengan cara merebus biji nangka
kemudian ditumbuk dan dikeringkan. Setelah kering ditumbuk lagi dan diayak.
Hasil ayakan tersebut digunakan sebagai tepung biji nangka. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa setiap 100 gr biji nangka yang direbus menghasilkan 36 gr
tepung biji nangka. Tepung biji nangka ini bisa digunakan sebagai bahan untuk
membuat bioplastik.
Gambar 1. Proses pembuatan tepung biji nangka
Sintesis bioplastik
Proses sintesis
bioplastik dilakukan secara sederhana yaitu dengan mencampurkan semua bahan (blending) berupa glycerin, asam cuka,
tepung biji nangka, air, dan tepung maizena. Kemudian dipanaskan, setelah itu
dicetak dan dikeringkan. Glycerin berfungsi sebagai pelumas dan plasticizer,
sedangkan asam cuka berfungsi sebagai pemutus polimer dari amilopektin sehingga
plastic menjadi rapuh dan mudah diuraikan.
Gambar 2. Proses blending
Hasil pengujian
a.
Hasil pengamatan morfologi
Pengamatan
morfologi dilakukan untuk mengetahui bentuk bioplastik dan massa bioplastik.
Berdasarkan pengamatan, dapat diketahui bahwa bioplastik dari biji nangka
mempunyai bentuk yang elastic (lentur), transparan, dan kaku. Hal ini dapat
ditunjukkan pada gambar berikut ini.
A B
Gambar 3. Hasil bioplastik dengan massa
A 6,5 gr dan B 8 gr
b.
Hasil pengujian uji elastisitas regang
(elongasi)
Tujuan
dari pengujian elastisitas regang (elongasi) adalah untuk menguji sifat mekanik
bioplastik biji nangka yaitu dari kelenturan, kekuatan, kerapuhan, dan
kekakuan. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan beban pada bioplastik
tersebut, dan mengamati pertambahan panjang bioplastik. Jika beban yang
diberikan dapat membuat bioplastik
menjadi lebih panjang, maka elastisitas regang dapat dihitung. Sehingga dalam
hal ini dilakukan pengukuran luas awal dan luas akhir pada bioplastik. Hasil
pengukuran awal luas bioplastik adalah 225 cm2 kemudian setelah
dilakukan uji elastisitas regang dengan memberikan beban, maka terjadi
penambahan luas bioplastik menjadi 246,68 cm2 sehingga dengan
menggunakan rumus elongasi dapat diketahui elastisitas regangnya sebesar 1,10
%.
c.
Hasil pengujian uji kuat tarik
Pengujian
kuat tarik dilakukan untuk mengetahui kerapuhan dan kekuatan bioplastik
terhadap tekanan pada beban yang dibawa. Dalam hal ini pengujiannya dengan
menggunakan penambahan massa beban hingga bioplastik tersebut mengalami
kerapuhan. Setelah rapuh dan putus maka dapat diketahui hasil kekuatan gaya
tarik maksimalnya dengan menggunakan rumus uji kuat tarik. Dalam hal ini
diketahui massa bioplastik adalah 6,5 gr dan luas penampang awal 225 cm2.
Hasil uji kuat tarik pada berbagai macam massa beban dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel
1. Hasil uji kuat tarik bioplastik biji nangka
No
|
Massa beban
|
Aѳ
|
Uji kuat tarik (σ)
|
Hasil
|
1
|
100 gr
|
1 N
|
0,0044 N/cm2
|
Belum rapuh
|
2
|
200 gr
|
2 N
|
0,009 N/cm2
|
Belum rapuh
|
3
|
300 gr
|
3 N
|
0,013N/cm2
|
Belum rapuh
|
4
|
400 gr
|
4 N
|
0,017 N/cm2
|
Belum rapuh
|
5
|
500 gr
|
5 N
|
0.022 N/cm2
|
Rapuh dan putus
|
Berdasarkan
tabel di atas dapat diketahui bahwa kuat tarik bioplastik biji nangka sebesar
0,022 N/cm2 dengan massa beban maksimum 500 gr. Sehingga kekuatan
bioplastik tersebut hanya mencapai beban 500 gr.
d.
Hasil pengujian biodegradasi
Pengujian
biodegradasi dilakukan untuk mengetahui laju atau masa pelapukan bioplastik di
dalam tanah oleh bakteri pengurai. Dalam hal ini dengan mengamati bentuk dan
morfologi bioplastik serta massanya setelah dipendam di dalam tanah kering yang
dicampur sampah organic selama 5 hari. Berdasarkan hasil pengamatan secara
visual dapat diketahui bahwa terjadi perubahan warna dan morfologi bioplastik
menjadi berwarna coklat, lebih kecil dan lunak, tidak elastic, dan massanya
berubah dari massa awal 6,5 gr menjadi 2,3 gr. Hal ini dapat ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
Gambar
4. Bioplastik setelah mengalami biodegradasi didalam tanah selama 5 hari.
Berdasarkan
gambar di atas, dapat diketahui bahwa warna dan bentuk bioplastik semakin
berubah seiring bertambahnya waktu biodegradasi, dan juga persentase
pengurangan massa bioplastik sebesar 35%.
e.
Uji permeabilitas zat cair
Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui daya serap/absorsi zat cair dari bioplastik biji
nangka. Berdasarkan percobaan awal penambahan glycerin yang sedikit membuat
bioplastik tersebut kurang tahan terhadap air, sehingga mudah menyerap cairan.
Namun, setelah ditambahkan glycerin bioplastik menjadi lebih tahan terhadap zat
cair. Dengan demikian, glycerin sangat menentukan sifat permeabilitas
bioplastik karena sebagai plasticizer.
f.
Penggunaan bioplastik sebagai aksesoris
Bioplastik yang sudah diblending kemudian dibentuk
untuk dijadikan aksesoris yang nantinya setelah kering diberikan tambahan
warna.
Gambar 5.
Bioplastik yang dibentuk menjadi aksesoris
Pada gambar 5
menunjukkan bioplastik dapat dibentuk menjadi aksesoris berupa gantungan kunci
dan bross yang cantik.
Bioplastik adalah
plastik atau polimer yang secara alamiah dapat dengan mudah terdegradasi baik
melalui serangan mikroorganisme maupun oleh cuaca (kelembaban dan radiasi sinar
matahari). Bioplastik terbuat dari sumber biomassa seperti minyak nabati, amilum jagung, amilum biji, atau mikrobiota. Pada percobaan pembuatan
bioplastik ini menggunakan bahan dasar tepung dari biji nangka, karena memiliki
komponen dasar yaitu amilose dan amilopektin. Amilose adalah polimer yang lurus
dan panjang. Sedangkan amilopektin adalah polimer yang pendek dan bercabang ,
artinya polimer ini akan menghasilkan plastik yang pendek dan rapuh.
Ada dua cara yang dapat kita lakukan
untuk menghasilkan plastik yang kita inginkan, pertama yaitu dengan menggunakan
teknik hidrolisis asam (acid hydrolysis) dengan menambahkan cuka kedalam
plastik sehingga kita bisa mematahkan cabang amilopektin yang dapat membuat
plastik menjadi kaku dan rapuh. Cara kedua dengan menambahkan plasticyzer (bahan
ini dapat dibeli di toko kimia dengan nama dagang gliserin), gliserin berperan
sebagai pelumas pada tingkat molekul sehingga dapat membuat plastik bersifat
kuat dan lentur, sifat ini dapat kita peroleh sesuai keinginan dengan
mengatur gliserin yang ditambahkan, jika kita ingin memperoleh plastik
yang lentur maka tambahkan gliserin yang banyak, namun jika kita menginginkan
plastik yang kaku maka penambahan gliserin sedikit saja.
Bioplastik biji nangka yang telah dibuat
kemudian diuji baik secara morfologi maupun sifat mekaniknya. Pengujian secara
morfologi dilakukan secara visual dengan mengamati bentuk dan warna, serta
pengujian biodegradasi dan permeabilitas zat cair. Sedangkan pengujian sifat
mekanik dilakukan dengan menguji elastisitas regang/elongasi dan uji kuat
tarik. Berdasarkan hasil pengamatan, bioplastik dari biji nangka mempunyai
bentuk yang sama seperti bioplastik lainya yaitu elastic, dan halus.
Pengujian biodegradasi menunjukkan waktu
pelapukan dan penguraian bioplastik oleh mikroorganisme pengurai. Dalam hal
ini, selama 5 hari proses biodegradasi di dalam tanah kering yang dicampur
sampah organic, bioplastik mengalami perubahan morfologi yaitu bentuk menjadi
lebih kecil, lunak, dan berlubang, dan warna menjadi lebih coklat serta
massanya berkurang 35% yaitu menjadi 2,3 gr. Sedangkan pengujian permeabilitas
zat cair menunjukkan bahwa bioplastik tahan terhadap zat cair, akan tetapi hal
ini disesuaikan dengan intensitas glycerin yang ditambahkan.
Pengujian elastisitas regang/elongasi
dilakukan untuk mengetahui kelenturan dan elastisitas bioplastik terhadap beban
yang dibawa. Hasil pengukuran uji
elongasi dihitung dengan membandingkan luas awal bioplastik dan luas akhir
bioplastik setelah mengalami peregangan dan pertambahan luas ketika diberikan
beban maksimal. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa luas awal
bioplastik 225 cm2 dan luas akhir bioplastik setelah diberikan beban
maksimal 500 gr menjadi 246,68 cm2 sehingga elastisitas regangnya
sebesar 1,10%. Tingkat elastisitas regang/elongasi dapat dipengaruhi oleh
banyaknya glycerin yang diberikan, semakin banyak glycerin yang ditambahkan,
maka tingkat elastisitas semakin besar sehingga bioplastik menjadi lebih lentur
dan kuat.
Pengujian kuat tarik dilakukan untuk
menguji kekuatan gaya tarik dan kekuatan bioplastik terhadap tekanan dari beban
yang dibawa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bioplastik dengan
massa 6,5 gr dan luas penampang 225 cm2 dapat menampung dan membawa
beban maksimal sebesar 500 gr atau berat sebesar 5 N. hal ini ditunjukkan
dengan terjadinya kerapuhan dan robeknya bioplastik ketika digunakan untuk
membawa beban tersebut, sehingga untuk gaya tarik kuatnya sebesar 0,022 N/cm2. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengujian
tersebut di atas, maka biji nangka dapat digunakan sebagai bioplastik yang mudah
diuraikan.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Pati biji nangka dapat digunakan sebagai
bahan baku untuk pembuatan bioplastik.
2.
Proses pembuatan bioplastik dilakukan
secara sederhana melalui tahapan sintesis pati biji nangka, blending (pencampuran bahan), dan
pengeringan.
3.
Secara morfologi, bioplastik dari biji
nangka mempunyai bentuk yang sama dengan bioplastik lainya dan elastic.
4.
Pengujian elongasi menunjukkan
persentasi elastisitas regang bioplastik sebesar 1,10% dengan massa 6,5 gr dan
luas 225 cm2.
5.
Pengujian kuat tarik menunjukkan
persentase kuat tarik bioplastik sebesar 0,022 N/cm2 dengan beban
makasimal yang dibawa sebesar 500gr.
6.
Bioplastik juga dapat digunakan untuk
membuat aksesoris cantik seperti bross dan gantungan kunci.
VI.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2013.
Bioplastik. http://id.wikipedia.org/wiki/Bioplastik.
Diakses tanggal 30 Juni 2013
Anonim. 2013. http://eltracytaocktora.blogspot.com/2012/09/amilum-atau-amilosa.html.
Diakses tanggal 30 Juni 2013
Marbun, Sulartono Eldo. 2007. Skripsi : Sintesa Bioplastik Dari Pati Ubi Jalar Menggunakan Penguat Logam ZnO
dan Penguat Alami Selulosa. Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik UI, Depok.
Maruli Tua,
Harri Sabar. 2013. Potensi Tepung Biji
Nangka (artocarpus heterophyllus) Dalam Pembuatan Kukis Dengan
Penambahan Tepung Tempe. http://repository.ipb.ac.id. Diakses
tanggal 30 Juni 2013
Suryani. 2013. Sintesa Dan
Uji Biodegradasi Polimer Alami. http://jurnal.pnl.ac.id/wp-
content/plugins/Flutter/files_flutter/13648880656.SintesadanUJiBiodegradasi.pdf.
Diakses tanggal 30 Juni 2013
Waldi, Jummi . 2007. Jurnal : Pembuatan
bioplastik poli-β-hidroksialkanoat
(pha) yang dihasilkan oleh rastonia
eutropha pada Substrat hidrolisat pati sagu dengan Pemlastis isopropil
palmitat. Departemen teknologi industri pertanian, Fakultas teknologi
pertanian, Institut pertanian Bogor, Bogor.
19 komentar:
Nice article!
The nice Information
Very nice, Sir
very good and interesting article
that is very interesting articles
Very good information
nice article!!!
this is very good information. thank you
Good information.
Good article.
nice, sir
The good Information
Very good article, sir !
This article is very benefit me, Sir. !
Thanks Sir.
This article it's nice,sir
good article sir
Interesting !!
very interesting
20/ GO NIGHT
very good article, sir
#17/Go Night
Posting Komentar