PENERAPAN STRATEGI NONTON
BARENG FILM KEPAHLAWANAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENULIS PADA
PESERTA DIDIK KELAS VIII.8 SMP NEGERI 1 SLAWI SEMESTER 2,
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Oleh:
BUNYAMIN,S.Pd.,M.Hum., MUFLIH NURSHIYAM, S.Pd., Muhajirin, S.Pd.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini
adalah: 1) untuk meningkatkan kompetensi menulis teks recount melalui strategi
nonton bareng film kepahlawanan, 2) meningkatkan respon positif siswa tentang proses
pembelajaran menulis teks recount melalui strategi nonton bareng film
kepahlawanan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Slawi pada tahun
pelajaran 2011/2012 dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.8. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas
yang terdiri atas dua siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahapan penelitian yaitu perencanaan,
pelaksanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data hasil penelitian
dianalisis menggunakan deskriptif-komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif-komparatif
dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2, baik
untuk kompetensi menulis teks recount
maupun untuk respon positif siswa tentang penanaman nilai-nilai nasionalisme. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil
penelitian sebagai berikut: 1) persentase ketuntasan klasikal peserta
didik untuk kompetensi menulis teks recount meningkat dari 19 % pada kondisi awal menjadi 88 % pada kondisi akhir, 2)
persentase jumlah siswa yang mencapai skor ≥ 3,00 pada lembar kuesioner pendapat positif siswa
meningkat dari 25 % pada kondisi awal
menjadi 96 % pada kondisi akhir. Hal ini berarti hipotesis tindakan yang
menyatakan bahwa kompetensi menulis teks recount dapat ditingkatkan
melalui strategi nonton bareng film kepahlawanan bermuatan nilai-nilai karakter
bangsa diterima.
Key
Word:
Kompetensi
menulis Teks Recount, Strategi nonton bareng, Film kepahlawanan bermuatan
nilai-nilai karakter bangsa.
A. Pendahuluan
Sekolah
sebagai lembaga pendidikan, sangat potensial untuk menumbuhkan nilai-nilai
karakter semangat kebangsaan dan nasionalime. Oleh karena itu, SMP Negeri 1
Slawi sebagai sekolah yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
untuk menjadi sekolah piloting nasionalisme selalu berupaya untuk
menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme pada seluruh warga sekolah. Salah satu upaya sekolah untuk menumbuhkan
nilai-nilai nasionalisme pada warga sekolah adalah dengan menyusun dan merencanakan
pembelajaran di sekolah untuk menyisipkan nilai-nilai nasionalisme dalam materi
maupun kegiatan pembelajaran di sekolah pada semua mata pelajaran.
Menurut
Kemendiknas dalam buku “Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa”, penanaman nilai-nilai karakter semangat
kebangsaan dan nasionalisme dapat dilaksnaakan melalui semua mata pelajaran.
Mata pelajaran bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat
disisipi nilai-nilai karakter kebangsaan atau nilai-nilai nasionalisme untuk
menumbuhkan karakter kebangsaan pada diri peserta didik (Kemendiknas, 2010).
Seiring dengan program nasionalisme yang ditetapkan oleh
sekolah, yaitu program penanaman nilai-nilai nasionalisme pada diri peserta
didik, peneliti memandang perlu untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter
bangsa dan nasionalisme dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas VIII.
Pengintegrasian tersebut dilakukan melalui materi, media dan kegiatan
pembelajaran yang dianggap sesuai dengan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa
Inggris. Alasan lain dari pengintegrasian nilai-nilai semangat kebangsaan
adalah karena adanya tuntutan kurikulum RSBI yang menuntut guru-guru bahasa
Inggris untuk dapat memantapkan
pemahaman budaya sendiri lewat pengintegrasian materi bahasa Inggris dengan
muatan-muatan budaya lokal, seperti
musik tradisional, tari tradisional, perjuangan pahlawan nasional dan
lain-lain. Dengan demikian, saat terjadi pertukaran pelajar mereka akan mampu
memberikan informasi kepada siswa-siswa sekolah mitra di manca negara yang
berbahasa Inggris.
Idealnya, karakter kebangsaan bisa
ditanamkan melalui pembelajaran di kelas. Kenyataannya masih banyak guru yang
belum mampu mengitegrasikan nilai-nilai nasionalisme dalam proses pembelajaran
di kelas. Penanaman karakter semangat kebangsaan tidak bisa lepas dari
kesesuain kompetensi dasar yang termuat dalam standar isi sesuai permendiknas.
Menurut kurikulum tahun
2006 teks recount diajarkan dikelas VIII
semester 1 dan 2. Guru menggunakan banyak buku teks untuk mengajarkan
teks tersebut. Sayangnya, banyak buku teks yang mengharuskan peserta didik
menghasilkan teks recount hanya berdasarkan pengalaman liburan mereka.
Belum ada buku teks pelajaran bahasa Inggris berisi naskah teks recount
yang bermuatan nilai-nilai karakter bangsa. Padahal, menurut peneliti dan
teman-teman guru bahasa Inggris yang tergabung dalam forum MGMP bahasa Inggris
se kabupaten Tegal, pelajaran bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang
strategis untuk menanamkan nilai-nilai karakter semangat kebangsaan. Hal
tersebut disebabkan oleh banyaknya jenis teks yang memberi peluang bagi
guru-guru bahasa Inggris untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter semangat
kebangsaan pada beberapa jenis teks seperti teks deskriptif, recount,
narrative, maupun teks exposition. Teks recount misalnya, merupakan salah satu teks yang sangat sesuai
untuk disisipi nilai-nilai karakter semangat kebangsaan dengan tema perjuangan
pahlawan nasional dan otobiografi pahlawan nasional. Jenis-jenis teks tersebut
bisa diajarkan untuk aspek membaca, menulis, mendengarkan maupun berbicara
(Depdiknas, 2005).
Meskipun peneliti telah
berusaha mengitegrasikan nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran menulis
teks recount dengan media gambar melalui power point, kompetensi menulis
teks recount peserta didik kurang memuaskan.Hal ini dibuktikan melalui
hasil tes kompetensi menulis teks recount. Persentase jumlah peserta
didik yang telah mencapai KKM (76) atau lebih adalah 19.23% (5) dari 26 peserta didik
kelas VIII-8.
Berdasarkan masalah
tersebut, peneliti mencoba untuk mengadakan refleksi. Hasil refleksi
menunjukkan adanya beberapa kendala pada peserta didik, yaitu: 1)pada saat
peserta didik diminta untuk menciptakan teks recount tulis sebagaian
besar bingung dengan apa yang akan ditulis; 2) peserta didik konsultasi dengan
buku teks maupun internet untuk menemukan foto-foto pahlawan nasional, tetapi mereka juga bingung sebab gambar – gambar tersebut tidak
menceritakan urutan kejadian atau peristiwa yang runtut.
Berdasarkan refleksi
tersebut, peneliti mencoba berdiskusi dengan teman sejawat, Muflih Nushiyam,
S.Pd, selaku ketua MGMP Bahasa Inggris Kabupaten Tegal dan juga guru senior
peneliti di SMP N 1 Slawi, dan Tut Wuri Handayani, S.Pd., untuk dapat
menciptakan atmosfir baru yang membuat peserta didik tertarik untuk
menghasilkan teks recount yang baik, sekaligus untuk menanamkan
nilai-nilai karakter semangat kebangsaan. Berdasarkan Hasil diskusi dengan
teman sejawat dan juga dengan teman yang pernah mengikuti TOT pembinaan
nasionalisme, yaitu Muhajirin, S.Pd., sebagai konsultan materi nasionalisme dan
karakter semangat kebangsaan, peneliti memilih strategi yang dianggap dapat
menginspirasi dan memotivasi peserta didik dalam menghasilkan teks recount
tulis. Strategi pembelajaran yang dipilih guru adalah strategi nonton bareng
film kepahlawanan.
Menurut Slamet (2011)
strategi nonton bareng dapat menumbuhkan karakter bangsa sekaligus meningkatkan
minat peserta didik pembelajaran bahasa Jawa. Oleh karena itu, peneliti
berharap dengan diterapkannya strategi nonton bareng film perjuangan khususnya
SMP Negeri 1 Slawi kelas VIII-2, peneliti dapat menanamkan nilai-nilai karakter
kebangsaan sekaligus meningkatkan kompetensi menulis teks recount
peserta didik kelas VIII-8 SMP Negeri 1 Slawi.
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, peneliti dapat mengajukan rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut: 1) Seberapa besarkah
peningkatkan kompetensi menulis teks recount pada peserta didik kelas
VIII-8 SMP Negeri 1 Slawi Semester 2
Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah mengikuti pembelajaran menulis teks recount
melalui strategi nonton bareng film
perjuangan pahlawan nasional bermuatan nilai-nilai karakter bangsa?; 2)
Bagaimanakah proses pembelajaran menulis teks recount melalui strategi nonton bareng film
kepahlawanan bermuatan nilai-nilai karakter bangsa pada peserta didik kelas
VIII-8 SMP Negeri 1 Slawi, Semester 2, Tahun Pelajaran 2011/2012?
B. Landasan Teoretis
1. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan
strategi nonton bareng telah dilakukan oleh Slamet (2011). Penelitian yang
berjudul ”Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Jawa Lisan Melalui Strategi ”Nonton
Bareng” Seni Tradisional (Ketoprak)” membuktikan bahwa strategi nonton bareng
dapat meningkatkan minat belajar peserta didik sekaligus dapat menumbuhkan
nilai karakter kebangsan dan rasa cinta terhadap kesenian tradisional.
Selain itu, Penelitian yang relevan
dengan penelitian ini adalah penelitian tentang penggunaan media iklan TV dalam
pembelajaran menulis teks recount telah dilakukan oleh Tri Bangun
Fajari. Fajari (2010) telah melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan kemampuan menulis teks recount
dengan menggunakan iklan televisi pada peserta didik kelas VIII C SMP N2
Pemalang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui strategi nonton iklan
televisi para peserta didik bisa terinsipirasi untuk menulis teks recount
berdasarkan tema yang ada di televisi.
Berpijak pada hasil penelitian
tersebut, peneliti ingin mencoba untuk menerapkan strategi ”Nonton Bareng” film
perjuangan pahlawan nasional untuk menanamkan nilai-nilai karakter kebangsaan
sekaligus meningkatkan kompetensi menulis teks recount tentang
perjuangan pahlawan nasional.
2. Pendidikan Karakter Bangsa di SMP
Menurut
Sugiyono, pendidikan karakter bangsa adalah suatu usaha yang sadar dan
sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik, membiasakan berpikir dan
perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai
keluarga, masyarakat dan bernegara sebagai suatu usaha manusi untuk menjadikan
dirinya sebagai manusia seutuhnya (Sugiyono, 2011:160). Nilai-nilai karakter
bangsa ada 18 yaitu: 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja
keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat
kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargasi prestasi, 13) bersahabat, 14)
cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli sosial, 18)
tanggung jawab (Kemendiknas, 2010:9-10).
Nilai-nilai karakter tersebut diharapkan bisa
dibangun melalui proses pendidikan di sekolah baik melalui proses
pembelajaran di kelas, ekstra kurikuler maupun lewat kegiatan-kegiatan sekolah. Melalui proses pembelajaran di kelas, guru
dapat memilih kegiatan pengembangan karakter peserta didik yang disesuaikan
dengan materi pelajaran. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian, selain mencapai
kompetensi dasar yang telah tercantum dalam standar isi diharapkan nilai-nilai
karakter kebangsaan juga bisa ditanamkan melalui proses pembelajaran di kelas
(Kemendiknas, 2010:19).
3.
Pembelajaran Menulis Teks Recount
Peserta didik SMP
Tujuan
dari recount fakta adalah untuk mendokumentasikan satu urutan kejadian –
kejadian. Ada tiga jenis teks recount, yaitu : 1) personal recount, yaitu teks yang biasanya menceritakan tentang urutan
kejadian dimana pelakunya terlibat langsung; 2) factual
recount, yaitu teks recount yang menceritakan
sebuah kejadian, contohnya biografi seseorang, karya ilmiah, laporan polisi,
sejarah perjuangan pahlawan nasional dan lain-lain. Dalam penelitian ini materi
yang dipilih adalah materi otobiografi pahlawan nasional dan perjuangan pahlawan
nasional; dan 3) Imaginative Recount (Recount Khayalan) yaitu, menulis garis imajiner dan memberi kejadian
secara detil.
Pembelajaran bahasa Inggris menurut
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mempunyai empat tahap, yaitu Building Knowledge of the field, Modeling,
Joint Construction, and Independent Construction of the Text.
Setiap tahap itu dirancang untuk mencapai
tujuan yang berbeda. Pembagian dari kegiatan pembelajaran menjadi dua siklus
dan empat tahap diartikan untuk menempatkan kegiatan menjadi prioritas, tidak
untuk membatasi kegiatan secara langsung. Berikut adalah pembahasan dari tiap
tahap dari siklus tulis dalam kelas menulis recount;
1. Building Knowledge of the field
Pada tahap ini guru merancang sejumlah kegiatan supaya peserta didik menjadi akrab
dengan subjek masalah dan genre. Siswa dilatih untuk menulis kalimat dalam
bentuk lampau baik kalimat nominal maupun kalimat verbal. Diskusi mengenai
kosakata juga diberikan dalam tahap ini. Disamping simple past, kata sambung
seperti setelah (after), kemudian (then), akhirnya (finally) penting
untuk diingat juga.
2.
Modelling
Pada tahap ini guru memberi contoh teks recount
dalam bentuk teks rumpang, semantara itu peserta didik diminta untuk mengisi
kalimat rumpang tersebut dengan kosa kata yang baik dan benar. Selain itu, pada
tahap ini guru mencoba menanamkan konsep orientation, series of events and
re-orientation.
3.
Joint Construction
Sebelum peserta didik menulis teks secara individu,
sangat berguna bagi mereka untuk berpartisipasi dalam grup. Teks tersebut dapat
disusun secara berkelompok, baik semua kelas, kelompok kecil atau diskusi
antara guru dan peserta didik. Secara berkelompok peserta
didik menyusun sebuah teks. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
memunculkan ide di mana guru sebagai pembimbing, bertanya dan memberi usul
tentang teks yang sedang disusun. Kalau sudah selesai, beri mereka salinannya
untuk dijadikan model untuk penelitian berikutnya. Guru memberi penilaian pada
kemajuan peserta didik.
4. Independent Construction of Text
Setelah
membaca dan memeriksa hasil teks dengan genre yang diberikan serta setelah
mendapatkan cukup pengalaman, peserta didik diperbolehkan untuk memilih tema
tentang perjuangan pahlawan nasional untuk mereka kembangkan sendiri (Derewianka,1995: 6-9).
4. Strategi
Nonton Bareng Film Kepahlawanan dan Dampak
Pengiringnya.
Strategi nonton bareng merupakan strategi
pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran kooperatif. Menurut Kemendiknas,
salah model pembelajaran yang dapat menanamkan nilai-nilai karakter dan budaya
bangsa adalah melalui penerapan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2007:12) merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran
Menurut T. Raka (dalam Gulo, 202:1)
strategi belajar merupakan pola dan urutan umum pembuatan guru-murid dalam
mewujudkan kegiatan belajar-mengajar. Kegiatan belajar-mengajar itu
bermacam-macam mulai dari kegiatan pendahuluan, inti sampai pada kegiatan
penutup. Seluruh rangkain kegiatan belajar-mengajar yang meliputi
langkah-langkah, metode, tujuan bahkan sampai pemilihan sumber belajar itulah
yang dinamakan strategi belajar. Oleh karena itu, berhasil tidaknya suatu
kegiatan pembelajaran akan sangat ditentukan pada pemilihan strategi guru dalam
mengajar.
Istilah strategi nonton bareng
menurut Slamet (2011:214) adalah suatu kegiatan nonton bersama-sama acara atau
suatu film dalam suatu tempat untuk menciptakan aura kebersaman dan menumbuhkan
nilai-nilai budaya social sebagai ciri bangsa Indonesia. Kegiatan nonton bareng
film kepahlawanan merupakan kegiatan yang sengaja dirancang oleh peneliti untuk
menumbuhkan semangat kebersamaan di kelas sekaligus menumbuhkan nilai karakter
semangat kebangsaan. Hal ini dikarenakan anak-anak pada zaman sekarang
cenderung menyukai permainan secara individual. Nilai-nilai kearifan lokal yang
menerapkan permainan-permainan tradisional dan mempunyai nilai-nilai luhur
sekarang sudah mulai pudar.
Dengan strategi nonton bareng ini
diharapkan peserta didik akan menganggap pembelajaran bahasa Inggris sebagai
hiburan, bahkan sebagai acara nonton bareng film yang menceritakan perjuangan
tokoh-tokoh pahlawan nasional dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Adapun dampak pengiring dari
strategi nonton bareng film kepahlawnan berupa penanaman nilai-nilai
karakter bangsa antara lain: religius,
disiplin, tanggung jawab, demokratis, rasa ingin tahu, kerja sama, kerja keras,
menghargai prestasi, dan semangat kebangsaan.
C.
Metode Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Slawi Kabupaten Tegal. Waktu penelitian selama empat bulan yaitu sejak
bulan Desember 2011 sampai dengan Maret 2012.
Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)
melalui dua siklus. Setiap siklus
dilaksanakan dua kali tindakan dan setiap tindakan 2 x 40 menit atau 2 jam pelajaran. Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari
Sabtu tanggal 4 dan hari Senin 6 Februari 2012. Adapun siklus II dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 7 Februari 2012 dan Sabtu tanggal 11 Februari 2012 sesuai dengan jadwal pelajaran bahasa
Inggris di kelas VIII-8. Penelitian tindakan ini berpatokan pada refleksi awal
dengan prosedur (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (action),
(3) observasi (observation), dan (4) refleksi (reflection) dalam
setiap siklusnya. Subjek penelitian adalah peserta didik Kelas VIII-8 SMP Negeri 1 Slawi Kabupaten Tegal. Jumlah
peserta didik yang dijadikan subjek penelitian ada 26 orang.
Analisis
data disajikan secara deskriptif-komparatif yang dilanjutkan refleksi.
Deskriptif-komparatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus
I dan siklus II, baik untuk aktivitas guru dan peserta didik maupun kompetensi
menulis. Refleksi artinya menarik simpulan berdasarkan deskriptif-komparatif
kemudian dilanjutkan memberikan ulasan dan langkah tindak lanjut. Ukuran berhasil tidaknya peningkatan
kompetensi menulis teks recount bermuatan nilai-nilai semangt kebangsaan
melalui tes kompetensi menulis. Indikator keberhasilan tindakan meningkatnya
kompetensi menulis teks recount bermuatan nilai-nilai karakter bangsa
melalui strategi nonton bareng film perjuangan pahlawan nasional adalah: 1) persentase jumlah peserta didik yang mencapai nilai
kompetensi menulis ≥ 76 meningkat dari 24 % menjadi lebih dari 85 % peserta
didik memperoleh nilai tes kompetensi menulis
≥ 76. Nilai 76 merupakan nilai ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran
Bahasa Inggris kelas VIII-8 SMP Negeri 1 Slawi semester 2 tahun pelajaran
2011/2012; 2) persentase jumlah peserta didik yang mempunyai skor ≥ 3 pada
lembar kuesioner pendapat peserta didik tentang penanaman nilai karakter
semangat kebangsaan melalui materi, media dan aktivitas pembelajaran dengan
strategi nonton bareng film kepahlawan meningkat dari 26% menjadi lebih dari
85%.
Prosedur
penelitian ini setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang akan diteliti.
Penentuan dilaksanakan siklus II berdasarkan hasil refleksi. Untuk melihat
kompetensi menulis teks recount
peserta didik serta pendapat positifnya tentang strategi nonton bareng dapat
membangkitkan karakter semangat kebangsan atau tidak, perlu diberikan tes
pratindakan. Observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang
tepat yang diberikan dalam rangka meminimalkan kekurangan tersebut.
Dari
evaluasi dan observasi, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang
digunakan untuk meningkatkan kompetensi menulis materi teks recount
bermuatan nilai-nilai karakter bangsa sekaligus menanamkan nilai-nilai
karakater semangat kebangsan adalah melalui penerapan strategi nonton bareng
film perjuangan pahlawan nasional. Pada siklus I dan II peserta didik
dibagi menjadi 5 kelompok secara heterogen dengan memakai nama-nama pahlawan
nasional sebagai upaya menanamkan nilai-nilai karakter semangat kebangsaan.
Pada siklus I guru menggunakan video pidato patriotik Bung Tomo, sedangkan pada
siklus II guru menggunakan media film perjuangan pahlawan nasional Ignatius
Slamet Riyadi pada pertempuran yang terjadi di kota Solo.
D. Hasil
Penelitian dan Pembahasannya
1.
Kegiatan Pratindakan
Kegiatan pratindakan meliputi studi pendahuluan
dan penyusunan rancangan. Studi pendahuluan berupa observasi awal terhadap
pembelajaran kompetensi menulis materi teks recount peserta didik kelas VIII-8 SMP Negeri 1 Slawi. Berdasarkan
hasil studi pendahuluan dilakukan rancangan tindakan oleh guru dan kolaborator
dalam membuat silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan
strategi nonton bareng film kepahlawanan bermuatan nilai-nilai karakter bangsa.
Berdasarkan hasil nilai akhir tes
kompetensi menulis yang meliputi aspek isi, tata bahasa, kelayakan bentuk, dan
kerapian menunjukkan bahwa rata-rata nilai adalah 69,33 dengan jumlah 5 peserta
didik (19.23%) yang tuntas dan 21 peserta didik (80.77%) yang belum tuntas.
Data tersebut menunjukkan bahwa nilai kompetensi menulis teks recount
bermuatan nilai-nilai karakter bangsa pada kondisi awal masih rendah. Pada
kondisi awal peneliti belum menerapkan
strategi nonton bareng film kepahlawanan bermuatan nilai-nilai karakter bangsa.
Hasil pengamatan menunjukkan hanya
terdapat 25% (3 orang) dari 26 peserta didik mencapai skor 3 atau lebih
(kategori mulai berkembang) pada lembar kuesioner pendapat positif tentang
penanaman nilai-nilai semangat kebangsaan melalui pembelajaran menulis teks recount.
Hal ini mengindikasikan bahwa nilai karakter semangat kebangsaan masih belum
tertanamkan pada diri peserta didik kelas VIII-8 sebagai dampak pembelajaran
menulis teks recount.
2.
Siklus Pertama
Tindakan
siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu dan Senin tanggal 4 dan 6 Februari 2012
sesuai dengan jadwal pelajaran bahasa Inggris di kelas VIII-8. Pertemuan I
dilaksanakan untuk penerapan strategi nonton bareng film
kepahlawanan bermuatan nilai karakter semangat kebangsaan, sedangkan pertmuan
kedua digunakan untuk tes kompetensi menulis teks recount.
Adapun langkah-langkah pendahuluan
dalam pembelajaran melalui strategi nonton bareng film kepahlawanan bermuatan
nilai-nilai karakter bangsa yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut: 1)
guru memberi salam dan mengajak peserta didik untuk berdo’a bersama (nilai karakter:religi); 2) guru
membangkitkan karakter semangat kebangsaan peserta didik dengan yell “I’m
proud of Indonesia. I want to save Indonesia by mastering English”
(nilai karakter:semangat kebangsaan);
3) guru mengecek kehadiran siswa (karakter disiplin); 4)guru menggali
informasi tentang kegiatan yang telah dilakukan peserta didik; 5) guru menyampaikan tujuan
pembelajaran sambil menanamkan nilai-nilai patriotik kepada peserta didik(minat
belajar dan semangat kebangsaan); 8)guru
memberi motivasi siswa tentang pentingnya penguasaan bahasa Inggris terhadap
bangsa Indonesia untuk bisa menceritakan perjuangan pahlawan nasional di dunia
internasional (semangat kebangsaan);
9) guru kembali membangkitkan karakter semangat kebangsaan peserta didik
dengan yell “Indonesia (guru) O.K. (siswa). I’m proud of Indonesia. I want
to save Indonesia by mastering English”(semangat kebangsaan).
Adapun kegiatan inti dan penutup
dari pembelajaran menulis teks recount melalui strategi nonton bareng
film kepahlawan adalah sebagai berikut: 1)guru menanyakan peserta didik tentang
materi pertemuan yang lalu “simple past tense”. (karakter rasa ingin tahu);
2)guru menjelaskan kembali materi dan Peserta didik memperhatikan penjelasan
guru tentang Simple past tense; 3)guru memberi beberapa kosa kata berkaitan
dengan materi perjuangan pahlawan nasional; 4) peserta didik dibagi menjadi 5
kelompok secara heterogen. 5)peserta didik memberi nama kelompoknya masing
dengan nama-nama pahlawan nasional (semangat kebangsaan); 6) guru memutar film
perjuangan pahlawan nasional, yaitu pidato patriotik Bung Tomo tentang
pertempuran yang terjadi di kota Surabaya (karakter semangat kebangsaan); 7)
peserta didik memperhatikan tayangan film di dalam kelompoknya masing-masing
(karakter tanggung jawab, rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan) 8) peserta
didik bekerja sama dalam kelompoknya mencoba mencatat kejadian-kejadian dalam
film tersebut yang meliputi orientation, series of events dan re-orientation(karakter
kerja sama dan semangat kebangsaan); 9) guru memberi naskah/teks rumpang
disertai pilihan jawaban kata yang tepat; 10) setelah film selesai ditayangkan,
siswa mulai mengerjakan tugas kelompok dengan cara mengisi teks rumpang sesuai
dengan kejadian yang ada di film tersebut; (kerja sama dan semangat
kebangsaan); 11) peserta didik dalam kelompoknya mulai menulis teks recount
tentang peristiwa bersejarah dimulai dari awal kejadian sebelum Bung Tomo
menyampaikan pidato sampai pada dampak pidato patriotiknya; 12) (kerja sama dan
semangat kebangsaan); 13) guru bersama-sama dengan peserta didik membuat
kesimpulan materi pelajaran (karakter demokratis); 14) guru bersama-sama dengan
peserta didik mengadakan refleksi pengalaman belajar (karakter cinta ilmu); 15)
guru memberi dan meminta masukan dan saran kepada peserta didik tentang proses
pembelajaran (karakter demokratis dan semangat kebangsaan); 16) guru memberi
tugas kepada peserta didik untuk mencari biodata dan foto Bung Tomo (semangat
kebangsaan dan cinta ilmu); dan memberi informasi kepada peserta didik tentang
rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan mendatang.
Langkah-langkah kegiatan pendahuluan pada
pertemuan kedua adalah sama dengan langkah-langkah pada pertemuan pertama
sedangkan kegiatan inti dan penutup pada pertemuan kedua adalah sebagai
berikut: 1) guru mengumumkan kelompok
terbaik dalam menulis teks recount pada pertemuan sebelumnya dan
memajang hasil karya terbaik tersebut (menghargai prestasi); 2)guru
kembali membangkitkan karakter semangat kebangsaan peserta didik dengan yell
“Indonesia (guru) O.K. (siswa). I’m proud of Indonesia. I want to save
Indonesia by mastering English” 4)guru memutar film
perjuangan pahlawan nasional Bung Tomo tentang pertempuran
di Surabaya (karakter semangat
kebangsaan); 5) guru mulai memberi soal kepada peserta
didik untuk kembali menulis teks recount perjuangan Bung Tomo secara
individu (kerja keras dan semangat kebangsaan); 6) guru bersama-sama dengan
peserta didik membuat kesimpulan materi pelajaran.(karakter demokratis) dan
kegiatan ditutup dengan refleksi pembelajaran.
Hasil nilai akhir tes kompetensi menulis yang
meliputi aspek isi, tata bahasa, kelayakan bentuk, dan kerapian menunjukkan
bahwa rata-rata nilai adalah 77.7 dengan jumlah 19 peserta didik (73.07%) yang
tuntas dan 7 peserta didik (22.93%) yang
belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kompetensi menulis materi teks recount
bermuatan nilai-nilai karakter bangsa belum mencapai indikator keberhasilan
penelitian ini.
Berdasarkan data pengamatan melalui
catatan harian guru dan peserta didik masih ada sekitar 3 peserta didik yang
belum tertarik dengan pembelajaran menulis teks recount melalui strategi
nonton bareng film kepahlawanan. Adapun berdasarkan lembar kuesioner pendapat
peserta didik dapat diketahui 19 peserta didik (73.07%) mencapai rerata
skor 3,00 atau lebih (kategori mulai
berkembang). Apabila dibandingkan dengan indikator kinerja
maka pada siklus I ini indikator perolehan skor pendapat peserta didik dalam
pembelajaran menulis materi teks recount bermuatan nilai-nilai karakter
bangsa belum melebihi 75% atau belum berhasil.
Kelebihan ada pada siklus I adalah
suasana pembelajaran menulis teks recount benar-benar telah menciptakan
atmosfir yang mendukung penanaman nilai karakter semangat kebangsaan. Adapun
kekurangan pada siklus I adalah guru belum berhasil menciptakan
kelompok-kelompok yang betul-betul mengggambarkan suanan perjuangan pahlawan
nasional. Atas dasar refleksi ini, guru berupaya untuk memperbaiki cara
pembentukan kelompok yaitu dengan memberi kebebasan pada peserta didik untuk
mencari nama pahlawan nasional mereka disertai dengan foto yang akan diletakkan
di meja kelompoknya masing-masing. Dengan demikian kegiatan pembelajaran ini
perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan mengkaji ulang perencanaan
persiapan pembelajaran (RPP) yang dibuat sesuai permasalahan pada siklus I.
3. Hasil
Penelitian Siklus II
Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 7 Februari 2012 sesuai dengan jadwal pelajaran bahasa Inggris di
kelas VIII-8 yang merupakan perbaikan
dari pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan materi teks recount
bermuatan nilai-nilai karakter bangsa tentang perjuangan Ignatius Slamet Riyadi
dalam pertempuran 4 hari di Solo. Tes kompetensi menulis dilaksanakan pada hari
Sabtu, 11 Februari 2012.
Tahap perencanaan tindakan yang
dilakukan pada siklus II meliputi penyusunan perbaikan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen penilaian, lembar kuesioner
pendapat peserta didik tentang strategi nonton bareng untuk menanamkan
nilai-nilai karakter bangsa.
Tindakan yang
dilakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan tindakan yang telah
dibuat. Materi yang disajikan pada siklus II adalah tentang perjuangan pahlawan
Ignatius Slamet Riyadi. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sama dengan
langkah pembelajaran pada siklsu I.
Berdasarkan
hasil tes kompetensi menulis teks recount bermuatan nilai-nilai karakter
bangsa, jika dibandingkan dengan siklus I nilai rata-rata naik
dari 77.7 menjadi 82.8. Di samping itu, persentase ketuntasan klasikal juga
mengalami kenaikan dari 73.07% pada siklus I menjadi 88.46%. Hal ini sudah
memenuhi indikator keberhasilan dari penelitian ini yaitu persentase ketuntasan
klasikal nilai kompetensi menulis meningkat dari 19.23 % menjadi lebih dari 75
% peserta didik memperoleh nilai tes kompetensi menulis ≥ 76.
Jumlah
peserta didik yang mencapai skor 3 atau lebih untuk hasil kuesioner tentang
pendapat positif peserta didik mengenai pembelajaran melalui strategi nonton
bareng film kepahlawanan juga meningkat dari jumlah peserta didik 19 (73.07%)
menjadi 25 peserta didik (96%) dari 26 peserta didik. Dengan demikian,
persentase tersebut telah mencapai indikator keberhasilan dari penelitian ini
yaitu, persentase jumlah peserta
didik yang mencapai skor ≥ 3,00 meningkat dari 25 % menjadi lebih dari 85%.
Setelah dilakukan tindakan, dapat ditemukan beberapa
kelebihan strategi nonton bareng film kepahlawanan bermuatan nilai-nilai
karakter kebangsaan. Di antaranya adalah sebagai berikut:1) Strategi nonton bareng film
kepahlawanan bermuatan nilai-nilai karakter bangsa dapat menanamkan nilai
karakter religi, semangat kebangsaan, kerja sama, tanggung jawab, disiplin dan
rasa ingin tahu ; 2) Media yang dipilih oleh peneliti benar-benar mampu
menginspirasi peserta didik untuk menentukan tema dalam menulis teks recount
bertemakan kepahlawanan sekaligus mampu menanamkan nilai karakter semangat
kebangsaan; 3) Yell-yell yang mengiringi kegiatan pembelajaran menulis teks recount
juga mampu membangkitkan semangat kebangsaan peserta didik; 4) pengintegrasian
nilai-nilai karakter bangsa tidak hanya terdapat pada materi dan media, tetapi
juga ada pada seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran. Dengan terpenuhinya
indikator keberhasilan dari penelitian ini, maka peneliti tidak melanjutkan
penelitian ini pada siklus berikutnya.
4. Pembahasan
Hasil Tiap Siklus
Nilai
kompetensi menulis teks recount dilihat dari setiap aspeknya mengalami
peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II. Berikut adalah
perbandingan nilai dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dilihat dari setiap
aspeknya. Peningkatan persentase jumlah peserta didik yang mencapai
nilai ≥ 76 dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik di atas menunjukkan
peningkatan bahwa di kondisi awal 19%, pada siklus I meningkat menjadi 73% dan
pada siklus II meningkat menjadi 88%. Dengan melihat nilai kompetensi menulis
pada siklus II maka telah tercapai indikator tersebut.
Jumlah peserta didik yang mencapai
skor 3 atau lebih pada lembar kuesioner pendapat positif peserta didik juga
mengalami peningkatan. Berikut adalah grafik peningkatan persentase tersebut:
Grafik di atas menunjukkan adanya
peningkatan hasil kuesioner pendapat positif peserta didik tentang penerapan
strategi nonton bareng film kepahlawanan yaitu dari 25% pada pra siklus,
menjadi 73% pada siklus I dan 96% pada siklus II. Hal ini menunjukkan telah
tercapainya indikator keberhasilan penelitian ini.
Penutup
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: 1)
kompetensi menulis teks recount kelas VIII-8 SMP N 1 Slawi, semester 2
tahun pelajaran 2011-2012 dapat ditingkatkan melalui strategi nonton bareng
film kepahlawanan bermuatan nilai-nilai karakter bangsa; 2) proses pembelajaran
dengan strategi nonton bareng film kepahlawanan dapat menanamkan nilai-nilai
karakter bangsa Di samping itu, strategi nonton bareng film kepahlawanan juga
dapat meningkatkan pendapat positif peserta didik tentang penanaman nilai
karakter semangat kebangsaan, dalam pembelajaran menulis teks recount.
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian
ini adalah: guru perlu merancang materi dan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris yang
mengintegrasikan nilai-nilai karakter bangsa seperti penerapan strategi nonton
bareng film kepahlawanan dalam pembelajaran menulis teks recount.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Mark and Anderson, Kathy. 1997. Text
Type in English. South Yarra. Macmillan Education Australia PTY LTD.
Derewianka, Beverly. 1990. Exploring How
Texts Work. Sydney: Primary English Teaching Association
Fajari,
2010. “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Recount Dengan Menggunakan Iklan
Televisi Pada Siswa Kelas VIII C SMP N 1 Pemalang”. Tesis. Semarang: PPS Unnes.
Hyland Ken. 2002. Teaching and Researching
Writing. Great Britain: Longman,
Michigan Press.
Gulo,W, 200. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Grasindo.
Isjoni, 2007, Cooperative Learning, Efektivitas
Pembelajaran Kelompok. Bandung, Alfabeta
Kemendiknas. 2011. Dokumen II dan III. Standar Kompetensi Lulusan
SMP-BI. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar.Direktorat Pembinaan
SMP.
Kemendiknas. 2010. Pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa
pedoman sekolah. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum.
Slamet,2011. “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa
Jawa Lisan Melalui Strategi Nonton Bareng Seni Tradisional Ketoprak”.
Wydiatama. Vol. 8 Edisi Hardiknas. Semarang: LPMP Jawa Tengah.
Sugiyono, 2011. “Upaya Meningkatkan Karakter
Peserta Didik Peduli Lingkungan melalui Pembelajaran IPA bervisi SETS”.
Widyatama. Vol.8 Edisi Hardiknas. Semarang: LPMP Jawa Tengah.
BIODATA
PENULIS
1. Nama :
BUNYAMIN,S.Pd.,M.Hum.
2. NIP/NIGB/NIY *) : 197801092005011005
2. NIP/NIGB/NIY *) : 197801092005011005
3. NUPTK :
0233756657200023
4. Jabatan :
Guru
5. Pangkat/gol. Ruang : Penata Tk. I /III-d
6. Tempat dan tanggal lahir : Tegal 9 Januari 1978
7. Jenis kelamin : Laki-laki.
8. Agama : Islam
8. Agama : Islam
9. Mata Pelajaran yang diajarkan :Bahasa
Inggris.
10. Masa kerja guru **) : 7 Tahun 8 bulan
11. Judul karya tulis ilmiah :
10. Masa kerja guru **) : 7 Tahun 8 bulan
11. Judul karya tulis ilmiah :
PENINGKATAN
KOMPETENSI SPEAKING MATERI TEKS PROCEDURE MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEGAL BERKARAKTER PADA PESERTA DIDIK KELAS IX.6 UPTD SMP
NEGERI 1 SLAWI SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2013-2014.
Prestasi:
1. Juara
10 (The Best Ten) Lomba Inovasi Pembelajaran Guru SMP Tingkat Nasional
Tahun 2013.
2. Peringkat
6 Lomba Karya Tulis “Peran Guru untuk Menumbuhkan Kesadaran Keselamatan Berlalu
LIntas Bagi Peserta Didik” Tingkat Nasional Tahun 2013.
3. Juara
1 Lomba Guru Berprestasi Bidang PTK Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.
4.
Juara 2 Lomba Menulis
Resensi Buku “Lolong Lelaki Lansia” Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.
5.
Juara
Harapan I Simposium Penanaman Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan dalam Pembelajaran
Tk.Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.
6.
Juara
2 Lomba Karya Ilmiah Inovatif Pembelajaran Guru SMP Tk. Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012.
7. Juara
1 Lomba Karya Ilmiah Inovatif Pembelajaran Guru SMP Tk.Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2011
8.
Juara
Harapan I Lomba Guru Berprestasi dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah (PTK)
Tk Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2010.
Slawi, 22 Desember
2013
|
Peserta Lomba,
Bunyamin, S.Pd., M.Hum.
NIP.19780109 200501 1 005
|
0 komentar:
Posting Komentar