PENERAPAN TEKNIK GAME ”GURU MENCARI BAKAT”
DENGAN
MEDIA KARTU AQUA UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI LISTENING MATERI TEKS DESKRIPTIF
PADA PESERTA DIDIK KELAS VII-8, SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2010-2011
Bunyamin *)
Abstrak:
Masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kompetensi listening
rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi listening materi
teks deskriptif
melalui teknik game ”Guru
Mencari Bakat” dengan media kartu Aqua.
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Slawi. Desain penelitian dilakukan dua
siklus, dimana setiap siklusnya terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) sebagian besar (84%)
peserta didik semakin meningkat karakter percaya dirinya dalam pembelajaran listening, 2) sebagian besar (88%)
peserta didik semakin meningkat kompetensi
listening materi teks diskriptifnya. Saran yang dapat disampaikan bagi teman
sejawat bahwa penerapan teknik game “Guru Mencari Bakat” dengan media kartu Aqua dalam pembelajaran listening materi teks deskriptif
ternyata mampu meningkatkan kompetensi listening peserta didik.
Kata kunci: teknik game “Guru Mencari Bakat”,
media kartu Aqua, kompetensi listening materi teks deskriptif.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah
Menurut kurikulum
2004 SMP/MTS, di antara tujuan pendidikan bahasa Inggris adalah siswa
diharapkan mampu memahami bahasa lisan
yang diucapkan oleh orang lain (Depdiknas, 2005:15). Di
dalam kurikulum tersebut
kompetensi listening bahasa Inggris dapat ditemukan
baik dalam wacana dialog
maupun monolog. Di dalam kurikulum tersebut diharapkan siswa kelas VII
SMP semester genap diharapkan mampu dan mempunyai rasa percaya diri untuk merespon secara lisan maupun tulis terhadap
monolog teks deskriptif sederhana tentang tempat dan orang.
Namun demikian, kompetensi
listening merupakan suatu kompetensi yang kurang mendapat perhatian dari para
siswa. Salah satu faktor yang menyebabkan kurang adanya perhatian dan minat
dari siswa terhadap kompetensli listening adalah karena kompetensi listening
bukan kompetensi yang masuk dalam SKL Ujian Nasional, sehingga mereka kurang
berminat untuk mengikuti pembelajaran listening. Oleh karena itu, mereka kurang
berinisiatif dalam menjawab soal-soal latihan, dan ragu-ragu dalam mengungkapkan
pendapat. Hal ini terbukti bahwa berdasarkan observasi peneliti tentang
karakter percaya diri
_______________________
*) Guru Bahasa Inggris SMP N 1 Slawi dan
Dosen UPS Tegal
mereka selama proses pembelajaran
listening berlangsung, skor rata-rata karakter percaya diri adalah 2.36 (kategori
mulai terlihat). Siswa yang mencapai skor 3 atau lebih (kategori mulai
berkembang) hanya 28 % dari 25 siswa (7 siswa).
Padahal Percaya diri merupakan salah satu karakter siswa yang bisa dibangun dan
dtingkatkan oleh guru pada diri siswa melalui proses pembelajaran di kelas.
(Depdiknas,2010:21).
Rendahnya karakter
percaya diri siswa sangat berpengaruh pada rendahnya kompetensi listening
siswa, khususnya materi teks deskriptif pada kompetensi dasar memahami makna
tersurat dalam teks lisan pendek dan
sederhana berbentuk descriptive dalam berkomunikasi
dengan lingkungan terdekat dan atau dalam konteks akademik. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata tes kompetensi listening
pada siswa kelas VII-8 adalah 68. Nilai rata-rata tersebut jauh dari KKM Bahasa
Inggris SMP Negeri 1 Slawi, yaitu 75. Dilihat dari segi persentase ketuntasan
klasikal juga rendah, yaitu 40 % (10 siswa) dari 25 siswa yang mencapi KKM.
Berdasarkan
fakta di atas, guru sebagai salah satu pilar pendidikan
yang paling strategis dalam peningkatan mutu pendidikan dan proses serta pencapaian
kompetensi khususnya dituntut untuk melakukan introspeksi dan
perubahan-perubahan dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya. Diantara usaha
yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan mencoba menerapkan teknik yang sesuai dengan tuntutan materi dan karakteristik siswa, seperti penerapan
teknik game “Guru Mencari Bakat” karena dengan teknik yang tepat guru dapat
meningkatkan proses dan pencapaian kompetensi
sesuai dengan yang diharapkan. Di samping itu, guru juga diharapkan
dapat memilih media yang menarik perhatian siswa, sehingga aktivitas belajar
dan kompetensi yang dicapai dapat tercapai dengan baik.
Teknik Game “Guru Mencari Bakat” merupakan suatu teknik yang dianggap mampu
membangkitkan karakter percaya diri siswa. Nama dari teknik ini diadopsi dari
salah satu program televisi yang sangat digemari oleh para peserta didik,
khususnya siswa kelas VII-8 SMP Negeri 1 Slawi. Peneliti terinsipirasi dengan
acara televisi yang paling digemari anak-anak, khsususnya siswa kelas VII-8 SMP
Negeri 1 Slawi. Acara yang dimaksud adalah acara “Indonesia Mencari Bakat”.
Oleh karena itu, peneliti berusaha memahami kegemaran dan acara kesukaan anak
untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris meskipun dengan aturan yang
berbeda.
Di samping teknik game “Guru Mencari
Bakat”, peneliti juga memilih media kartu Aqua (Active questions and
Answers). Kartu Aqua ini dibuat menjadi dua kelompok yaitu kelompok
warna biru untuk questions (soal) dan kelompok warna merah untuk answers
(jawaban). Kartu tersebut digunakan
untuk game babak III (make a match game), sehingga suasana pembelajaran
listening diharapkan menjadi lebih aktif dan hidup.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti
uraikan diatas, maka rumusan masalah pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
: 1) Apakah teknik Game ”Guru
Mencari Bakat” dengan media Kartu
Aqua dapat meningkatkan karakter percaya diri siswa kelas VII-8 SMP N 1
Slawi semester genap tahun pelajaran 2010-2011?, 2) Apakah teknik Game “Guru
Mencari Bakat” dengan media Kartu
Aqua dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VII-8 SMP N 1 Slawi, semester
genap tahun pelajaran 2010-2011?, 3)Apakah teknik Game “Guru Mencari Bakat” dengan
media Kartu Aqua dapat meningkatkan kompetensi listening materi teks
deskriptif siswa kelas VII-8 SMP N 1 Slawi semester genap tahun pelajaran
2010-2012. Penelitian Tindakan
Kelas dengan teknik Game “Guru Mencari Bakat” dan media kartu Aqua ini bertujuan untuk : 1) untuk membuktikan bahwa teknik Game “Guru
Mencari Bakat” dengan media Kartu
Aqua dapat meningkatkan karakter percaya diri siswa kelas VII-8 SMP N 1 Slawi semester genap,
tahun pelajaran 2010-2011, 2) untuk membuktikan bahwa teknik Game “Guru Mencari
Bakat” dengan media Kartu Aqua dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VII-8
SMP N 1 Slawi semester genap, tahun
pelajaran 2010-2011, 3) untuk membuktikan bahwa teknik Game “Guru Mencari
Bakat” dengan media Kartu Aqua
dapat meningkatkan kompetensi listening materi teks deskriptif siswa kelas VII-8
SMP N 1 Slawi semester genap, tahun pelajaran 2010-2012.
Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini diharapkan memberi manfaat: a) Bagi Peserta Didik untuk meningkatkan
karakter percaya diri, aktivitas siswa dan kompetensi listening, b) Bagi Guru
untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas, memunculkan inovasi dalam
pembelajaran dam mampu mendeteksi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekaligus mencari solusinya, c) Bagi
Sekolah untuk meningkatkan pelayanan prima pada peserta didik, profesionalisme
guru dan prestasi sekolah
Kerangka Teoretis
Karakter Percaya Diri
Menurut buku panduan pendidikan karakter, seperti
yang telah disebutkan pada sub bab sebelumnya karakter percaya diri merupakan salah satu nilai karakter yang ada
hubungannya dengan diri sendiri.
Dengan demikian, karakter percaya diri
merupakan nilai karakter yang ada
hubungannya dengan diri sendiri. Karakter percaya
diri ini bisa dibangun melalui jalur pendidikan di sekolah baik dalam kegiatan pembelajaran di kelas,
ekstra kurikuler maupun kegiatan- kegiatan
yang lain. Dalam penelitian ini nilai karakter percaya diri siswa yang akan diamati adalah peningkatan karakter percaya diri siswa
melalui jalur pembelajaran di kelas,
khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris kompetensi
listening materi teks deskriptif tentang orang dan binatang.
Sementara
itu, pendapat Reyonalds dalam (Nugraha,2007:8.3) mengatakan bahwa beberapa hal penting yang
bisa dilakukan untuk meningkatkan karakter percaya diri di antaranya dalah
dengan memberikan rasa cinta dan kasih sayang, memberikan kesempatan dan tempat
kepada siswa baik di rumah maupun di dalam kelas, memberi kesempatan kepada
siswa untuk memiliki rasa puas dan berprestasi melalui kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran anak juga perlu diberi kesempatan untuk memiliki rasa
mandiri, membangun kesdaran dan kebaikan-kebaikan yang ada pada dirinya.
Menurut Stevenson
dalam bukunya “Young Person’s Character Education Handbook” (2006:256) orang yang percaya diri
menganggap bahwa mereka mampu
untuk menyelesaikan hampir segala sesuatu yang mereka
lakukan. Mereka mencoba untuk melakukan sesuatu yang bagi orang lain ragu-ragu untuk mencobanya.
Mereka juga mempunyai keyakinan yang kuat
akan kemampuan diri sendiri. Mereka juga tahu bahwa tahu bahwa harga tidak mencoba untuk mencapai
sesuatu lebih tinggi daripada
kegagalan” (Stevenson,2006:256).
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
di antara indikator karakter percaya diri adalah: 1) yakin
akan kemampuan diri sendiri 2) berani mengukapkan informasi kepada orang lain,
3)tidak ragu-ragu dalam bertindak atau melakukan sesuatu, dan berinisiatif atau selalu berusaha untuk mengungkapkan gagasan.
Teknik Game ”Guru Mencari Bakat”
Teknik Game
“Guru Mencari Bakat” merupakan teknik yang diadopsi dari salah satu acara
televisi “Indonesia Mencari Bakat”. Program “Indonesia Mencari Bakat” ini
diadopsi untuk teknik pembelajaran karena dianggap sebagai acara favorit
anak-anak, khususnya siswa kelas VII-8
SMP Negeri 1 Slawi. Pada teknik Game “Guru
Mencari Bakat” ini guru memang mencari kelompok yang berbakat sebagai the best listener pada
pembelajaran listening mulai dari babak
I, II dan babak III. Namun demikian, langkah-langkah permainan dalam teknik
game “Guru Mencari Bakat” ini berbeda dengan
“Indonesia Mencari Bakat”.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa
teknik ini selain mengadopsi namanya dari program “Indonesia Mencari Bakat”, langkah langkah permainannya juga mengadopsi
dari tiga model pembelajaran CTL
yang dianggap dapat meningkatkan rasa percaya diri dan aktivitas anak. Tiga model
pembelajaran CTL yang dimaksud adalah
scramble , talking stick dan make a match game yang telah dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan dalam
pembelajaran listening.
Diharapkan dengan menggabungkan model-model pembelajaran
CTL, pembelajaran akan lebih aktif dan menyenangkan. (Depdiknas, 2005:38).
Peran guru dalam game “Guru Mencari
Bakat” adalah berperan sebagaimana layaknya pemandu acara sekaligus dewan juri
dalam acara “Indonesia Mencari Bakat”, tetapi dalam game “Guru Mencari Bakat”
guru memandu acara game dengan berbahasa Inggris.
Media Pembelajaran Kartu Aqua (Active question and answer)
Media kartu Aqua
merupakan salah satu contoh media yang
bisa dibaca, dilihat dan didengar. Bisa
dibaca dan dilihat karena kartu ini berisi beberapa
pertanyaan dan jawaban. Bisa didengar karena media tersebut digunakan dalam permainan anak-anak
yang dibaca siswa dengan suara keras
pada saat permainan untuk mencari pasangan yang tepat dan benar. Media ini sangat sederhana, praktis dan
ekonomis karena terbuat dari kertas
cover warna merah dan biru yang dirancang oleh peneliti untuk memancing siswa menjadi lebih aktif
dalam make a match game.
Disebut media kartu Aqua karena di samping media ini bisa memacu siswa untuk menjadi lebih aktif (Active),
media kartu Aqua ini terbagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok Qu (questions) dan kelompok A (Answers). Pembuatan Media kartu Aqua
ini sangat sederhana, yaitu dengan cara mengetik beberapa pertanyaan dan jawaban melalui
program microsof word di perangkat komputer
kemudian dicetak dengan kertas cover dengan latar warna merah untuk daftar pertanyaan dan warna biru untuk daftar jawaban. Setelah itu, kertas dipotong
dalam bentuk persegi panjang
dengan ukuran sekitar 4 x 10 cm.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kerangka teoretis di atas kerangka berpikir peneliti sebagai
berikut: apabila guru dalam
pembelajaran listening menggunakan teknik game “Guru Mencari Bakat” yaitu
gabungan dari teknik scramble , talking
stickdan make a match game
dilengkapi dengan media kartu Aqua,
karakter percaya diri dan kompetensi listening materi teks deskriptif akan
meningkat.
METODOLOGI
PENELITIAN
Setting
Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
di kelas VII-8 SMP Negeri 1 Slawi Kabupaten Tegal. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan 4 kali
pertemuan yang terdiri atas 2 kali pertemuan untuk siklus I dan 2 kali
pertemuan untuk siklus II. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2011 untuk penerapan teknik Game
“Guru Mencari Bakat” dan media Kartu Aqua dan pada tanggal 12 Maret 2011 untuk tes kompetensi listening
materi teks diskriptif siklus I. Adapun
siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2011 yang merupakan perbaikan dari
pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan materi teks deskriptif. Adapun tes kompetensi
listening dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2011.
Tabel 1. Alokasi Waktu Penelitian
No
|
Uraian Kegiatan
|
BULAN
|
|||
Feb
|
Maret
|
April
|
Mei
|
||
1
|
Menyusun Proposal Penelitian Tindakan
Kelas
|
-- -VV
|
|
|
|
2
|
Menyusun Instrumen Penelitian
|
|
VV - -
|
|
|
3
|
Pemgumpulan data dengan melaksanakan siklus I dan siklus II
|
|
- - VV
|
- - -
|
|
4
|
Analisi data
|
|
|
- -VV
|
|
5
|
Pembahasan dan
diskusi
|
|
|
- - - V
|
|
6
|
Menyusun laporan Hasil Penelitian
|
|
|
-
|
VVV-
|
Subjek dan
Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-8
SMP Negeri 1 Slawi tahun pelajaran 2011/2012, banyaknya siswa adalah 25 siswa
yang terdiri atas 10 siswa laki-laki
dan 15 siswa perempuan. Objek dalam penelitian
ini yaitu karakter percaya diri, kompetensi listening, dan penerapan teknik Game
“Guru Mencari Bakat” dengan media kartu Aqua dalam pembelajaran listening.
Sumber Data
Dilihat
dari asalnya, data dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Sumber data
primer diperoleh dari nilai kompetensi listening. Data dari pengamat teman
sejawat termasuk data sekunder. Sumber data sekunder diperoleh dari hasil
pengamatan yang dilakukan kolaborator. Dilihat dari bentuk data, ada dua macam
data yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data nilai kompetensi listening
merupakan data kuantitatif. Data hasil pengamatan aktivitas belajar dan karakter percaya diri
merupakan data kualitatif.
Data kondisi awal tentang nilai kompetensi
listening siswa ada di daftar nilai. Data kondisi awal tentang aktivitas dan
karakter percaya diri ada di dokumen lembar pengamatan peneliti.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
yaitu dengan melalui tes, metode observasi, dan dokumentasi.
Alat Pengumpulan Data
a. Butir Soal Tes
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini berupa
tes kompetensi listening siswa. Tes tersebut berupa tes tertulis yang terdiri
atas 10 butir soal pilihan ganda dengan materi teks deskriptif tentang tempat
dan binatang kesayangan untuk siklus I dan tentang orang untuk siklus II. Tes
kompetensi listening bertujuan untuk mengetahui pencapaian aspek kompetensi
listening siswa materi teks deskriptif.
b. Lembar
Observasi Karakter Percaya Diri
Lembar observasi karakter percaya diri siswa digunakan untuk mengamati
karakter percaya diri siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Validasi Data
Validitas atau kesahihan merupakan ukuran dari instrumen yang digunakan
dalam penelitian. Sebuah tes dikatakan
valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Suwandi,
2009:53). Oleh karena itu, untuk mengukur validitas
instrumen peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Data karakter percaya diri siswa dan data kinerja guru yang
diperoleh melalui pengamatan supaya diperoleh data yang valid divalidasi dengan
bantuan kolaborasi dengan teman sejawat (triangulasi sumber antara peneliti,
teman sejawat selaku kolaborator dan siswa), 2) Data hasil tes kompetensi listening supaya valid perlu dibuat kisi-kisi
sebelum soal disusun. Validasi dilakukan terhadap instrumen penilaian tes kompetensi
listening berupa penyusunan kisi-kisi sehingga terpenuhi validitas teoretik,
khususnya content validity.
Analisis Data
Analisis data menggunakan
deskriptif-komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif-komparatif
dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus I dan siklus II, baik
untuk karakter percaya diri, aktivitas belajar maupun kompetensi listening.
Membandingkan data tidak menggunakan statistik melalui uji t, tetapi dengan
cara mendeskripsikan. Refleksi artinya menarik simpulan berdasarkan deskriptif
komparatif kemudian dilanjutkan memberikan ulasan dan langkah tindak lanjut.
Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dari penggunaan teknik Game “Guru Mencari Bakat”
dengan media Kartu Aqua pada pembelajaran listening materi teks
deskriptif ini adalah sebagai berikut :
1) Persentase jumlah siswa yang mencapai skor karakter percaya diri ≥ 3,00
meningkat dari 28 % menjadi 75% atau lebih. Skor ≥ 3,00 (kategori mulai berkembang) merupakan
skor karakter percaya diri siswa dalam skala maksimum 4 (kategori membudaya),
2) Persentase jumlah siswa yang mencapai nilai kompetensi listening ≥ 75 meningkat
dari 40% menjadi 75 % atau lebih siswa memperoleh nilai tes kompetensi
listening ≥ 75. Nilai
75 merupakan nilai ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Inggris kelas
VII-8 SMP Negeri 1 Slawi pada tahun pelajaran 2011/2012.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian
Tindakan Kelas yang terdiri atas 2 siklus. Tindakan dalam setiap siklus saling
berkaitan erat. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dengan penerapan teknik Game
“Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu Aqua tanpa mengadakan outdoor
learning pada kegiatan babak III, Make a match
game. Setiap siklus, yaitu siklus I dan II berlangsung pada 2
pertemuan (4 jam pelajaran). Pada pertemuan pertama digunakan oleh guru untuk
penerapan teknik game “Guru Mencari Bakat”, sedangkan pada pertemuan kedua
digunakan oleh guru untuk tes kompetensi listening. Variabel yang diteliti
adalah penerapan teknik Game “Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu
Aqua yang dianggap sebagai penyebab peningkatan aktivitas belajar, karakter percaya diri siswa dan kompetensi
listening.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Deskripsi Kondisi Awal
Karakter Percaya Diri Siswa
Hasil
pengamatan menunjukkan hanya terdapat 7 siswa (28%) mencapai rerata skor 3,00
atau lebih (kualifikasi mulai berkembang). Hal ini menunjukkan bahwa karakter
percaya diri siswa masih rendah.
Kompetensi
listening
Kompetensi listening pada kondisi awal
diperoleh dari hasil tes kompetensi listening pada kompetensi dasar 8.1. Memahami makna tersurat dalam
teks lisan pendek dan sederhana berbentuk descriptive, procedure,
songs, dan poems dalam berkomunikasi dengan lingkungan terdekat dan atau dalam
konteks akademik.
Dalam tes kompetensi
listening ini siswa diminta untuk menjawab 10 butir soal pilihan ganda. Hasil nilai akhir tes kompetensi listening menunjukkan bahwa rata-rata nilai adalah 68
dengan jumlah 10 siswa (40%) yang tuntas dan 15 siswa (68%) yang belum tuntas.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai kompetensi listening materi teks deskriptif
pada kondisi awal masih rendah. Pada kondisi awal peneliti belum menerapkan teknik Game “Guru Mencari
Bakat” dengan media kartu Aqua, sehingga kompetensi listening masih
rendah.
Masih rendahnya kompetensi listening
materi teks deskriptif dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Nilai kompetensi
listening
No
|
Rentang Nilai
|
Jumlah
|
Persentase
|
Keterangan
|
1.
|
< 75
|
15
|
60%
|
Belum Tuntas
|
2.
|
76-85
|
10
|
40 %
|
Tuntas
|
3.
|
> 86
|
0
|
0 %
|
-
|
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Ketuntasan Klasikal 40%
|
Dari hasil tes pada kondisi awal
diperoleh nilai terendah 50, nilai tertinggi 80 dan nilai rata-rata 68. Nilai kompetensi
listening kondisi awal dapat divisualisasikan melalui diagram berikut:
Deskripsi Hasil Penelitian
Siklus I
Tahap Perencanaan
Tahap
perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi penyusunarencana
pelaksanaan pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen penilaian, media Kartu
Aqua tanpa melibatkan siswa di luar kelas, lembar observasi kinerja guru,
lembar catatan harian guru, lembar observasi karakter percaya diri dan
aktivitas siswa.
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada
pembelajaran mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat. Materi yang
disajikan pada siklus I adalah tentang tempat (sekolah dan tempat-tempat
menarik). Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 11 Maret untuk penerapan
teknik Game “Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu Aqua dan pada
tanggal 12 maret untuk tes kompetensi
listening materi teks deskriptif siklus I.
Pada siklus I peneliti telah
melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah disusun. Adapun langkah-langkah pembelajaran listening materi teks
deskriptif tentang tempat melalui teknik Game “Guru Mencari Bakat” dengan
media Kartu Aqua adalah sebagai berikut: 1) Pendahuluan. Guru
menyuruh siswa untuk berdo’a kemudian mengecek kehadiran siswa dan memberikan apersepsi dengan berbagai pertanyaan sesuai dengan materi minggu
lalu dan menghubungkannya dengan materi pembelajaran yang akan dibahas dan memotivasi siswa
tentang pentingnya kompetensi listening materi teks
deskriptif dan karakter percaya diri.
2)Kegiatan
Inti (Scramble Game). Guru menyalakan laptop, membuka program power point, dan LCD proyektor
dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru membagi siswa menjadi
5 kelompok secara heterogen dan menunjukan
slide show game scramble berisi
kosa kata yang akan digunakan dalam kegiatan listening materi teks deskriptif. Semua
siswa dalam kelompoknya masing-masing mempunyai kesempatan yang sama untuk
menjawab pertanyaan yang ada dalam scramble game. Guru memberi skor kepada kelompok yang menjawab
dengan benar dan memberikan model pengucapan kosa kata yang baik dan benar.
(Talking
stick Game) Guru membangkitkan semangat dan rasa percaya diri siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih mengucapkan seluruh kosa kata yang terkait dengan materi
listening dan memberikan lembar kerja kelompok berisi soal listening
comprehension. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama memahami
semua soal yang ada dalam lembar kerja kelompok. Guru membacakan listening
script materi teks deskriptif tentang tempat, sedangkan siswa mendengarkan isi
teks yang dibacakan oleh guru. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab soal-soal
listening comprehension secara kelompok. Guru menggunakan stick untuk menunjuk anggota
kelompok yang harus membacakan hasil diskusinya. Guru memberi skor kepada
setiap kelompok. Demikian game talking stick berlangsung hingga semua
kelompok membacakan hasil diskusinya secara
lisan di depan kelas.
(Make
a match game) Setelah
kegiatan Talking stick game berakhir, guru membagikan kartu yang berisi
kartu soal dan jawaban. Siswa diberi waktu untuk mencari pasangan masing-masing
sesuai dengan soal dan jawaban yang benar. Tiga pasang siswa yang dapat menemukan jawaban yang benar diberi kesempatan
untuk membacakan pertanyaan dan jawabannya. Guru
memberi skor kepada kelompok yang anggotanya masuk dalam kategori tiga pasang
siswa yang paling cepat dan benar menemukan pasangannya. Guru memberi masukan kepada siswa tentang jalannya
pembelajaran listening dengan teknik game “Guru Mencari
Bakat” dengan media kartu Aqua. Guru
menentukan kelompok berbakat atau kelompok pemenang dengan menjumlahkan skor
game babak I, II dan III dan memberi penghargaan kepada kelompok berbakat. Guru
memberi penguatan kepada siswa dalam bentuk lisan maupun isyarat dan memfasilitasi siswa
untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
3)Penutup.
Guru melakukan refleksi tentang
proses pembelajaran dan memberi tugas rumah dan mengingatkan kembali
pentingnya kompetensi listening dan karakter percaya diri.
Hasil
Observasi/Evaluasi
Hasil
Observasi Karakter Percaya Diri
Pada siklus I pembelajaran sudah menerapkan
teknik Game “Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu Aqua tanpa
outdoor learning atau pembelajaran di luar kelas. Berdasarkan observasi pada siklus
I, sebagian besar siswa tampak masih ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan pada
saat scramble game berlangsung.
Pada kegiatan talking stick ada dua siswa yang tampak takut dan
ragu-ragu ketika mendapatkan stick dan harus tampil berbicara di depan
teman-temannya.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
rata-rata karakter percaya diri siswa adalah berada pada skor 2,76 atau pada
kualifikasi mulai terlihat. Hasil pengamatan karakter percaya diri siswa bisa
dilihat pada tabel 9 berikut:
Tabel 3.
Data Hasil
Observasi Karakter percaya diri pada Siklus I
NO
|
Kualifikasi
|
Jumlah
Siswa
|
1
|
Belum
Terlihat
|
-
|
2
|
Mulai
Terlihat
|
9
|
3
|
Mulai
Berkembang
|
16
|
4
|
Membudaya
|
-
|
Hasil pengamatan menunjukkan
terdapat 16 siswa (64%) mencapai rerata skor ≥ 3,00 (kualifikasi mulai berkembang). Rerata
skor karakter percaya diri adalah 2.76
(kualifikasi mulai terlihat).
Hasil Tes Kompetensi
listening
Kompetensi
listening pada siklus I diperoleh dari hasil tes kompetensi listening yang
terdiri atas 10 butir soal pilihan ganda. Hasil nilai akhir tes kompetensi
listening menunjukkan bahwa rata-rata
nilai adalah 77.6 dengan jumlah 17 siswa (68%) yang tuntas dan 8 siswa (32%)
yang belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kompetensi listening materi
teks deskriptif mengalami peningkatan setelah diterapkannya teknik Game “Guru
Mencari Bakat” dengan media Kartu Aqua. Nilai kompetensi listening materi teks deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
4.
Nilai
kompetensi listening siklus I
No
|
Rentang Nilai
|
Jumlah
|
Persentase
|
Keterangan
|
1.
|
< 75
|
8
|
32%
|
Belum Tuntas
|
2.
|
75-85
|
17
|
68 %
|
Tuntas
|
3.
|
> 85
|
0
|
0 %
|
-
|
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Ketuntasan Klasikal 68%
|
Dari hasil tes kompetensi listening pada siklus
I diperoleh nilai terendah 60, nilai tertinggi 90 dan nilai rata-rata 77.6.
Refleksi
Kompetensi listening materi teks deskriptif setelah diterapkannya
teknik Game “Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu Aqua mengalami
peningkatan dibandingkan kondisi awal. Nilai rata-rata kompetensi listening
sisklus I mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi awal yaitu
dari nilai rata-rata 68 menjadi 77.6. Persentase
ketuntasan klasikal juga mengalami kenaikan dari 40% menjadi 68%. Hal ini belum
mencapai indikator keberhasilan dari penelitian ini yaitu persentase ketuntasan
klasikal nilai kompetensi listening meningkat dari 40 % menjadi lebih dari 75 %
siswa memperoleh nilai tes kompetensi listening
≥ 75.
Refleksi Tindakan Siklus
I
Setelah diadakan pelaksanaan tindakan pada siklus I, dapat ditemukan kendala-kendala
yang menjadi catatan, yaitu: 1) untuk meningkatkan karakter percaya diri guru
perlu lebih tegas dalam menerapkan talking stick game, yaitu bagi
siswa yang memperoleh stick untuk mewakili teman-teman di kelompoknya membacakan
hasil diskusi kelompoknya, 2) aktivitas make a
match game perlu diperketat karena
masih banyak siswa yang tidak mau berusaha untuk mencari pasangan sambil teriak
menyampaikan pertanyaan ataupun jawabannya, 3) kendala aktivitas make a
match game adalah siswa kurang leluasa
ketika bermain mencari pasangannya. Oleh karena itu, guru perlu memperbaiki
kegiatan make a match untuk
diadakan di luar kelas, 4) karena kegiatan make a match game akan diadakan di
luar kelas dan memungkinkan siswa untu berlari-lari, maka untuk menciptakan
suasana relax dan menyenangkan, siswa perlu memakai pakaian olah raga, sehingga
dalam kegiatan game mereka lebih nyaman dan leluasa bergerak.
Deskripsi
Hasil Penelitian Siklus II
Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat,
18 Maret 2011 yang merupakan perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I
dengan materi teks deskriptif tentang orang. Tes kompetensi listening materi
teks deskriptif tentang orang dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Maret 2011.
Tahap
Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan yang
dilakukan pada siklus II meliputi penyusunan perbaikan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen penilaian, lembar kerja kelompok,
media kartu Aqua untuk make a
match game yang melibatkan siswa di
luar kelas, lembar observasi kinerja guru, lembar catatan harian guru, lembar
observasi karakter percaya diri dan aktivitas siswa.
Sementara itu, media kartu Aqua yang berisi soal dan jawaban untuk listening
comprehension dirancang untuk aktivitas make a match game di luar kelas untuk memancing siswa
mencari dan menemukan informasi yang ada di dalam materi pembicaraan selama proses pembelajaran listening berlangsung.
Pelaksanaan
Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada
pembelajaran mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat. Materi yang
disajikan pada siklus II adalah tentang orang. Siklus II dilaksanakan dalam 2
kali pertemuan yaitu pada
tanggal 18 Maret 2011 untuk penerapan
teknik Game “Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu Aqua dan pada
tanggal 19 Agustus untuk tes kompetensi
listening materi teks deskriptif siklus II.
Berdasarkan observasi kinerja guru,
pada siklus II guru telah melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan
yang telah direncanakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Adapun
langkah-langkah pembelajaran listening materi teks deskriptif tentang orang
melalui teknik Game “Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu Aqua disertai
outdoor learning pada make a match game
adalah sebagai berikut:
Pada siklus I peneliti
telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun. Adapun langkah-langkah pembelajaran listening
materi teks deskriptif tentang tempat melalui teknik Game “Guru Mencari Bakat”
dengan media Kartu Aqua adalah sebagai berikut: 1) Pendahuluan. Guru
menyuruh siswa untuk berdo’a kemudian mengecek kehadiran siswa dan memberikan apersepsi dengan berbagai pertanyaan sesuai dengan materi minggu
lalu dan menghubungkannya dengan materi pembelajaran yang akan dibahas dan memotivasi siswa
tentang pentingnya kompetensi listening materi teks
deskriptif dan karakter percaya diri.
2)Kegiatan
Inti (Scramble Game). Guru menyalakan laptop, membuka program power point, dan LCD proyektor
dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru membagi siswa
menjadi 5 kelompok secara heterogen dan menunjukan slide show game scramble berisi kosa kata yang akan digunakan dalam
kegiatan listening materi teks deskriptif. Semua siswa dalam kelompoknya
masing-masing mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang ada
dalam scramble game. Guru memberi
skor kepada kelompok yang menjawab dengan benar dan memberikan model
pengucapan kosa kata yang baik dan benar.
(Talking
stick Game) Guru membangkitkan semangat dan rasa percaya diri siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih mengucapkan seluruh kosa kata yang terkait dengan materi
listening dan memberikan lembar kerja kelompok berisi soal listening
comprehension. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama memahami
semua soal yang ada dalam lembar kerja kelompok. Guru membacakan listening
script materi teks deskriptif tentang tempat, sedangkan siswa mendengarkan isi
teks yang dibacakan oleh guru. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab soal-soal
listening comprehension secara kelompok. Guru menggunakan stick untuk menunjuk anggota
kelompok yang harus membacakan hasil diskusinya. Guru memberi skor kepada
setiap kelompok. Demikian game talking stick berlangsung hingga semua
kelompok membacakan hasil diskusinya secara
lisan di depan kelas.
(Make
a match game) Setelah
kegiatan Talking stick game berakhir, guru membagikan kartu yang berisi
kartu soal dan jawaban. Siswa diberi waktu untuk mencari pasangan masing-masing
sesuai dengan soal dan jawaban yang benar. Tiga pasang siswa yang dapat menemukan jawaban yang benar diberi kesempatan
untuk membacakan pertanyaan dan jawabannya. Guru
memberi skor kepada kelompok yang anggotanya masuk dalam kategori tiga pasang
siswa yang paling cepat dan benar menemukan pasangannya. Guru memberi masukan kepada siswa tentang jalannya
pembelajaran listening dengan teknik game “Guru Mencari
Bakat” dengan media kartu Aqua. Guru
menentukan kelompok berbakat atau kelompok pemenang dengan menjumlahkan skor
game babak I, II dan III dan memberi penghargaan kepada kelompok berbakat. Guru
memberi penguatan kepada siswa dalam bentuk lisan maupun isyarat dan memfasilitasi siswa
untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
3)Penutup.
Guru melakukan refleksi tentang
proses pembelajaran dan memberi tugas rumah dan mengingatkan kembali
pentingnya kompetensi listening dan karakter percaya diri.
Hasil
Observasi/Evaluasi
Hasil
Observasi Karakter Percaya Diri
Pada siklus II pembelajaran menerapkan teknik
Game “Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu Aqua disertai
outdoor learning atau pembelajaran di luar kelas pada kegiatan make a
match game.
Hasil pengamatan karakter percaya
diri siswa menunjukkan bahwa rata-rata karakter percaya diri siswa adalah
berada pada skor 3.08 atau pada kategori mulai berkembang. Hasil pengamatan
karakter percaya diri siswa bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.
Data Hasil
Observasi Karakter percaya diri siklus II
NO
|
Kualifikasi
|
Jumlah Siswa
|
1
|
Belum Terlihat
|
0
|
2
|
Mulai Terlihat
|
4
|
3
|
Mulai Berkembang
|
19
|
4
|
Membudaya
|
2
|
Hasil pengamatan menunjukkan terdapat 21 siswa (84%) mencapai rata skor ≥ 3,00 (kategori mulai
berkembang). Rata-rata skor karakter percaya diri adalah 3.08 (kategori mulai
berkembang).
Hasil
Tes Kompetensi listening Siklus II
Nilai kompetensi listening pada siklus
II diperoleh dari hasil tes kompetensi listening materi teks deskriptif tentang
orang. Dalam tes kompetensi listening ini siswa diminta
untuk menjawab 10 butir soal pilihan ganda.
Hasil nilai tes kompetensi listening menunjukkan
bahwa nilai rata-rata adalah 86 dengan
jumlah 22 siswa (88%) yang tuntas dan 3 siswa (12%) yang belum tuntas. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai kompetensi listening materi teks deskriptif mengalami
peningkatan setelah diterapkannya teknik Game “Guru Mencari Bakat” dengan media
Kartu Aqua disertai out door learning.
Nilai kompetensi
listening materi teks deskriptif dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel
6.
Nilai
kompetensi listening siklus II
No
|
Rentang Nilai
|
Jumlah
|
Persentase
|
Keterangan
|
1.
|
< 75
|
3
|
12 %
|
Belum Tuntas
|
2.
|
75-85
|
8
|
32 %
|
Tuntas
|
3.
|
> 86
|
14
|
56 %
|
Tuntas
|
|
Jumlah
|
25
|
100%
|
Ketuntasan Klasikal 88%
|
Dari hasil tes siklus II diperoleh nilai
terendah adalah 60, nilai tertinggi adalah 100 dan nilai rata-rata adalah 86. Nilai kompetensi listening Siklus II dapat
divisualisasikan dengan grafik berikut:
Refleksi
Refleksi Kompetensi listening
Kompetensi
listening materi teks deskriptif setelah diterapkannya teknik Game “Guru
Mencari Bakat” dengan media Kartu Aqua disertai outdoor leraning mengalami
peningkatan dibandingkan siklus I.
Nilai
rata-rata kompetensi listening pada siklus II mengalami peningkatan jika
dibandingkan pada siklus I. Nilai rata-rata naik dari 77.6 menjadi 86. Di
samping itu, persentase ketuntasan klasikal juga mengalami kenaikan dari 68% pada
siklus I menjadi 88%. Hal ini sudah memenuhi indikator
keberhasilan dari penelitian ini yaitu persentase ketuntasan klasikal nilai kompetensi
listening meningkat dari 40 % menjadi 75 % atau lebih siswa memperoleh nilai
tes kompetensi listening ≥ 75.
Refleksi Tindakan Siklus II
Setelah diadakan pelaksanaan tindakan pada siklus
II, dapat ditemukan beberapa kelebihan teknik Game “Guru Mencari Bakat”.
Di antaranya adalah
sebagai berikut:
-
Teknik Game “Guru Mencari Bakat” merupakan gabungan dari tiga
model pembelajaran CTL, sehingga kelebihan dari ketiga model
pembelajaran tersebut dirasakan oleh guru dengan diterapkannya teknik Game
“Guru Mencari Bakat”.
-
Melalui aktivitas scramble, talking stick dan make a match game pada
siklus II, siswa tampak percaya diri
karena siswa termotivasi untuk mengambil
inisiatif, berani, tidak ragu-ragu
dalam mengungkapkan gagasan karena seluruh siswa diberi kesempatan untuk mengajukan
pendapat dalam menjawab pertanyaan.
-
Inisiatif dan kerja sama siswa untuk menjadi kelompok pemenang (berbakat)
sangat tinggi.
-
Kegiatan scramble game sangat
cocok untuk membangun kosa kata baru siswa untuk menerima materi teks
deskriptif baru.
-
Aktivitas talking stick sangat
efektif untuk menghindari rasa pilih kasih terhadap siswa karena siapa pun
orangnya mempunyai kesempatan yang
sama untuk mendapatkan talking stick.
-
Melalui aktivitas talking stick,
inisiatif siswa untuk menjawab soal-soal dalam kelompok sangat tinggi karena setelah waktu habis sebagian dari
mereka akan mendapatkan bagian untuk menyampaikan
hasil diskusi kelompoknya.
-
Kegiatan Make a match game yang berlangsung di luar kelas
membuat siswa lebih antusias dan bergairah dalam mengikuti permainan.
-
Make a match game juga sangat
efektif untuk mengecek pemahaman
siswa terhadap materi teks deskriptif yang sedang menjadi topik pembicaraan.
Dalam pelaksanaan tindakan ada
beberapa hal yang menjadi catatan, yaitu:
-
Siswa sudah memahami aturan Game “Guru Mencari Bakat” selama mengikuti pembelajaran listening,
sehingga kegiatan pembelajaran listening berjalan lancar.
-
Pada siklus II masih ada siswa yang belum bisa mendapatkan pasangannya
pada kegiatan make a match
game, yaitu siswa dengan no responden 19. Hal ini disebabkan karena
siswa tersebut kurang gigih dalam mengambil inisiatif untuk bertanya kepada
guru karena ternyata pasangan kartu tersebut ada pada tangan guru.
-
Semua siswa terlibat dalam kerja sama kelompok dan karakter percaya diri
mulai berkembang.
-
Di antara tiga babak game yang ada dalam game “Guru Mencari Bakat” yang
paling disenangi siswa adalah kegiatan Make a match
game yang disertai outdoor learning.
A.
Pembahasan Hasil Tiap Siklus
Fokus
permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya karakter percaya diri,
aktivitas belajar, dan kompetensi listening. Hal tersebut disebabkan oleh
faktor teknik dan media yang digunakan oleh guru. Masalah tersebut dikarenakan
guru belum menerapkan teknik dan media yang menarik dan inovatif, sehingga
kegiatan listening dianggap sulit, kurang menarik dan monoton. Perlu penerapan
gabungan teknik inovatif pembelajaran
dengan media yang tepat. Teknik yang dimaksud adalah Gabungan antara tiga model
pembelajaran inovatif : scramble, talking stick dan make a match game
yang disebut game “Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu Aqua.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas
2 siklus, penerapan teknik Game “Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu
Aqua pada siklus I dan II berbeda. Pada siklus I teknik Game “Guru Mencari
Bakat” tidak melibatkan siswa di luar kelas, sedangkan pada siklus II
melibatkan siswa di luar kelas.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penerapan
teknik game “Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu Aqua berdampak
pada karakter percaya diri, aktivitas siswa dan kompetensi listening.
Perbandingan Karakter
Percaya Diri
Karakter percaya diri diamati pada
aspek yakin akan kemampuan diri sendiri, berani mengungkapkan informasi kepada
orang lain, tidak ragu-ragu dalam mengajukan pertanyaan atau jawaban, dan
sering mengambil inisiatif untuk mengungkapkan gagasan. Hasil pengamatan
menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan
rerata karakter percaya diri siswa dapat dilihat pada grafik berikut:
Persentase
jumlah siswa dengan skor karakter percaya diri ≥ 3.00 (kategori berkembang atau membudaya) mengalami peningkatan.
Berikut adalah grafik
peningkatan persentase jumlah siswa yang
mencapai skor ≥
3.00.

Grafik
di atas menunjukkan peningkatan bahwa di kondisi awal 28 %, pada siklus I meningkat menjadi 64% dan pada siklus II meningkat menjadi 84%. Pada indikator
keberhasilan menyatakan bahwa Persentase jumlah siswa yang mencapai skor karakter percaya ≥ 3,00 meningkat
dari 28 % menjadi ≥ 75%. Dengan melihat karakter percaya diri maka pada
siklus II telah tercapai indikator tersebut. Melalui penerapan teknik Game “Guru Mencari
Bakat” dengan media Kartu Aqua guru dapat meningkatkan karakter percaya diri siswa kelas VII-8 dari kondisi
awal 28% menjadi 84%.
Perbandingan Nilai Kompetensi listening
Hasil akhir nilai tes kompetensi
listening menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus
II. Berikut adalah tabel yang dapat menunjukkan peningkatan nilai kompetensi
listening.
Tabel 11.
Perbandingan Nilai Akhir Kompetensi listening
Nilai
|
Kondisi awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Refleksi dari kondisi awal ke kondisi
akhir
|
Nilai Minimum
|
50
|
60
|
60
|
Nilai minimum naik 10
|
Nilai Maksimum
|
80
|
90
|
100
|
Nilai minimum naik 20
|
Nilai Rata-rata
|
68
|
77.6
|
86
|
Nilai rata-rata naik 18
|
Perbandingan nilai
akhir kompetensi listening tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:

Persentase
jumlah siswa yang mencapai nilai kompetensi listening ≥
76 juga mengalami peningkatan. Berikut adalah grafik peningkatan persentase jumlah siswa yang mencapai
nilai ≥ 75.

Grafik
di atas menunjukkan peningkatan bahwa di kondisi awal 40%, pada siklus I
meningkat menjadi 68% dan pada siklus II meningkat menjadi 88%. Pada indikator
kinerja penelitian, indikator keberhasilan direfleksikan dengan persentase jumlah siswa yang mencapai rerata
nilai kompetensi listening ≥ 75 meningkat dari 40 % menjadi ≥ 75% siswa. Dengan
melihat nilai kompetensi listening pada siklus II maka telah tercapai indikator
tersebut. Melalui penerapan teknik Game “Guru Mencari Bakat” dengan
media Kartu Aqua guru dapat meningkatkan kompetensi listening materi
teks deskriptif siswa kelas VII-8 yaitu
dari kondisi awal 40% menjadi 88%.
Hasil Tindakan
Berdasarkan perbandingan data kondisi awal, siklus I dan siklus II
yang dijabarkan dalam pembahasan dapat disimpulkan tindakan yang dilakukan pada
siklus I maupun siklus II berpengaruh pada peningkatan baik karakter percaya
diri, aktivitas belajar, maupun kompetensi listening materi teks deskriptif.
Karakter percaya diri mengalami peningkatan dari
rata-rata skor 2.36 menjadi 3.08 pada kondisi akhir, berarti meningkat 0.72.
Persentase jumlah siswa yang mencapai rata-rata skor ≥3 (kategori mulai
berkembang) juga meningkat dari 28% pada kondisi awal menjadi 84% pada kondisi
akhir, berarti meningkat 56%.
Aktivitas
belajar siswa juga mengalami peningkatan dari rerata skor 2.51 menjadi 3.54.
pada kondisi akhir, berarti meningkat 1.03. Persentase jumlah siswa yang
mencapai rata-rata skor ≥3 (kualifikasi baik) juga meningkat dari 36 % pada
kondisi awal menjadi 92 % pada kondisi akhir, berarti meningkat 56%.
Kompetensi
listening materi teks deskriptif juga mengalami peningkatan dari nilai
rata-rata 68 menjadi 86 pada kondisi akhir, berarti meningkat 18. Persentase
jumlah siswa yang mencapai nilai ≥75 (batas KKM) juga meningkat dari 40% pada
kondisi awal menjadi 88% pada kondisi akhir, berarti meningkat 48%.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa
hipotesis yang menyatakan: Teknik
Game “Guru Mencari Bakat” dengan
Media Kartu Aqua dapat
meningkatkan karakter percaya diri,
aktivitas siswa dan kompetensi listening
materi teks deskriptif siswa kelas VII-8
SMP N 1 Slawi Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2010-2011 terbukti.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1) teknik Game
“Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu Aqua dapat meningkatkan
aktivitas siswa kelas VII-8 SMP N 1 Slawi, semester genap tahun pelajaran 2010-2011.
Hal ini dibuktikan melalui persentase jumlah
siswa yang memperoleh skor 3 atau lebih (kualifikasi baik sekali) meningkat
dari 36 % menjadi 92%. 2) teknik Game “Guru Mencari Bakat” dengan media Kartu
Aqua dapat meningkatkan kompetensi
listening materi teks deskriptif siswa kelas VII-8 SMP N 1 Slawi semester genap
tahun pelajaran 2011-2012. Hal ini dibuktikan melalui persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai
75 atau lebih meningkat dari 40 % menjadi 88 %.
Saran
Saran yang dapat
disampaikan kepada teman sejawat berdasarkan hasil penelitian ini adalah
guru perlu menerapkan teknik game ”Guru Mencari Bakat” dan media kartu Aqua dalam
pembelajaran listening materi teks deskriptif.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,
1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi 2006.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Renneke Cipta.
Basirun, Chabib. 2002. Teaching
Aids. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Carol. A.Kreidler, 1960. Visual
Aids For Teaching English to Speakers of Other
Language. Washington
DC : English Teaching Division Information center
Service U.S. Information
Agency.
Duuf.A 1990. Literature
Oxford : Oxford: Oxford University
Press.
Depdiknas, 2010. Panduan
Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama.
Depdiknas 2002. Pendekatan
Kontekstual ; Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Direktorat PLP
Depdiknas. 2005.
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah. Pedoman Khusus Mata Pelajaran :Jakarta. Dharma Bhakti.
Depdiknas.
2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas.
2005. Sosialisasi KTSP: Model-model Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas.
2010. Panduan Pendidikan Karakter di SMP. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik Oemar, 1986. Psikologi
Belajar dan Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo.
Harmer, Jeremy.2001. How
To Teach English:An Introduction to the Practice of English Language Teaching. England:
Longman.
Hildayani, Rini, 2007. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta:Universitas
Terbuka.
Moleong Lexy J, 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Montolalu.B.E.F. Cet. Ke-8. 2008. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta.
Universitas Terbuka.
Nasution. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nugraha,Ali,2007.Metode
Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta:Universitas
Terbuka.
Richards, Jack.C. Communicative Language
Teaching Today. Cambridge.
Somantri,
Nurdin. 2005. Metode Presentasi dengan MS
PowerPoint untuk Mengembangkan Kemampuan
Writing dan Listening. Tulisan artikelislam.wordpress.com.
Slameto, 2003. Belajar
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
Stevenson, Nancy, 2006. Young Person’s Character Education
Handbook:Avenue India. JIST Life.Avenue.India.
BIODATA PENULIS
BUNYAMIN,S.Pd.,M.Hum.
NO. HP. 081542180902 email:
bunyamin.spirit@gmail.com
Guru Bahasa Inggris SMP N 1 Slawi Kab.Tegal, guru pemandu
MGMP Bahasa Inggris Kab. Tegal, dosen luar biasa progrdi Pendidikan Bahasa
Inggris FKIP UPS Tegal. Peringkat IV Lomba guru Berprestasi bidang PTK Tingkat
Provinsi Jawa Tengah tahun 2010, Juara I Lomba Karya Ilmiah Inovatif
Pembelajaran Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2011.
0 komentar:
Posting Komentar